REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar tidak berefek pada menurunnya harga kebutuhan pokok. Di Pasar Anyar Kota Bogor, banyak konsumen yang mengeluhkan tingginya harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak, dan telur yang harganya melambung saat BBM naik beberapa bulan lalu.
"Harganya masih tinggi setelah kenaikan harga BBM kemarin. Biasanya kalau harga sembako turun, seperti minyak dan telor paling turun secara bertahap Rp 100 per harinya," kata Salah seorang pedagang sembako, Heriyadi (42) saat ditemui Republika, Selasa (20/1).
Saat ini, harga minyak goreng curah menyentuh Rp 11 ribu per liter, dari yang sebelumnya Rp 10.500. Harga telur ayam negeri Rp 23 ribu per kilo dari sebelumnya seharga Rp 20 ribu. Beberapa komoditas itu belum mengalami penurunan.
Heriyadi mengatakan, selain harga telur dan minyak goreng curah, kenaikan harga juga dialami oleh beras. Harga beras mengalami peningkatan sejak awal tahun sebesar Rp 100 ribu rupiah per karung.
Hingga hari ini harga beras masih terbilang cukup tinggi. "Harga beras naiknya Rp 1.000 per liter mulai awal tahun," kata Wati (34), pedagang beras.
Seorang pembeli Ida (34) mengatakan, dampak dari turunnya harga BBM belum dirasakan. Meski Demikian, Ida berharap dengan adannya oprasi pasar harga akan kembali nomal. "Kalau sekarang kan ongkos angkot saja belum turun. Harga barang malah naik."
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menetapkan harga BBM jenis premium turun menjadi Rp 6.600 per liter, solar Rp 6.400 per liter, dan gas elpiji 12 kilogram Rp 129 ribu pertabung. Harga itu mulai berlaku Senin 19 Januari 2015 pukul 00.00 WIB.