Selasa 20 Jan 2015 16:55 WIB

DVI Berhasil Identifikasi Jenazah Andreas Widjaya

Red: Taufik Rachman
Petugas mengantarkan jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 dari KD Malaysia di Lanud TNI AU Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Kamis (8/1).
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Petugas mengantarkan jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 dari KD Malaysia di Lanud TNI AU Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Kamis (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Satu jenazah korban kecelakaan Pesawat AirAsia QZ 8501 asal Kota Surabaya teridentifikasi oleh Tim Identifikasi Korban atau "Disaster Victim Identification" (DVI) Polda Jatim, Selasa.

Ketua Tim DVI Polda Jatim Kombespol dr Budiyono di Surabaya mengatakan jenazah dengan label B045 itu teridentifikasi bernama Andreas Widjaja, usia 32 tahun, warga Surabaya.

Budiyono mengatakan, jenazah itu teridentifikasi setelah menerapkan beberapa metode, di antaranya adalah metode sekunder, yakni adanya kecocokan gigi korban semasa hidup, pakaian yang dikenakan serta satu data primer yakni hasil tes DNA.

"Dengan teridentifikasinya satu jenazah pada hari ini, total sudah 46 jenazah berhasil teridentifikasi dan diserahkan kepada keluarga korban. Sisanya, 7 jenazah masih dalam pendalaman identifikasi serta proses rekonsiliasi," ucapnya.

Sebelumnya, Budiyono mengaku mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi sisa jenazah yang berada di RS Bhayangkara, sebab data 'ante mortem' dan 'post mortem' masih belum lengkap.

Sehingga, pada Senin (19/1) kemarin Tim DVI tidak mengumumkan identifikasi jenazah, dikarenakan prosesnya harus dilakukan secara berulang-ulang.

Ia mengatakan, data yang kurang adalah info keluarga tentang gigi yang belum lengkap, dan sedang proses menghubungi dokter gigi, serta mencari informasi tentang pemakaian gigi palsu yang ada pada sejumlah jenazah.

Kesulitan lain, adalah keterangan keluarga yang menyebut sejumlah ciri fisik, baik tahi lalat atau luka bekas operasi belum maksimal dalam proses identifikasi, sehingga belum bisa membuahkan hasil sempurnya.

Oleh karena, Budiyono meminta keluarga korban untuk tetap bersabar menunggu hasil identifikasi, sebab dalam proses identifikasi yang dibutuhkan bukan kecepatan melainkan ketepatan, sebab hasilnya harus bisa dipertanggungjawabkan seuai hukum dan ilmiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement