REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kepolisian Prancis menahan lima muslim Chechnya di wilayah selatan Prancis pada Selasa (20/1). Kelima orang ini dicurigai sedang menyiapkan serangan bersenjata terhadap warga Prancis. Demikian dilansir Daily Mail, Selasa (20/1).
Adapun empat orang di antaranya ditangkap di Montpellier, sedangkan satu orang lainnya ditangkap di Beziers, Prancis.
Harian lokal Midi Libre melansir, sebuah ransel berisi bahan peledak ditemukan oleh aparat kepolisian yang menangkap kelima orang Chechnya tersebut.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, para diplomat Rusia sudah mengonfirmasi pihak otoritas Prancis, bahwa kelima orang yang ditangkap itu merupakan warga negara Rusia.
Hingga kini, Prancis masih dalam status keamanan tinggi karena insiden Charlie Hebdo sebelumnya pada 7 Januari 2015. Insiden itu membunuh 12 orang dan para penyerang Charlie Hebdo turut mengatasnamakan Islam dalam melakukan aksi kekerasan. Adapun dua hari berikutnya, lima orang tewas akibat aksi kekerasan yang menyertai insiden tersebut.
Pada Senin (19/1) di Chechnya, Rusia, sekira satu juta orang Muslim Chechnya mengadakan aksi yang menolak penerbitan baru Charlie Hebdo. Mereka menentang majalah satire asal Paris, Prancis, itu yang kembali memuat karikatur Nabi Muhammad SAW.