Rabu 21 Jan 2015 12:10 WIB

Marak Penculikan oleh Boko Haram, PBB Desak Afrika Tingkatkan Pasukan Internasional

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Indah Wulandari
Dua bocah Nigeria berdiri dekat bangkai mobil bekas serangan bom yang diduga dilakukan oleh Boko Haram.
Foto: Reuters
Dua bocah Nigeria berdiri dekat bangkai mobil bekas serangan bom yang diduga dilakukan oleh Boko Haram.

REPUBLIKA.CO.ID,ABUJA --Dewan Keamanan PBB mendesak negara-negara di Afrika Tengah untuk meningkatkan jumlah pasukan internasional dalam melawan Boko Haram.

Dilansir dari Aljazirah, DK PBB mengeluarkan pernyataan 13 poin mengecam keras serangan Boko Haram. Mereka tak hanya telah merebut kendali beberapa wilayah Nigeria tetapi juga telah melibatkan anak-anak sebagai pelaku bom bunuh diri.

Mereka menyatakan keprihatinan yang mendalam karena Boko Haram telah merusak perdamain dan stabilitas wilayah Afrika Barat dan Tengah. Ini merupakan pernyataan pertama kali DK PBB setelah Boko Haram ditetapkan dalam daftar teroris.

Boko Haram tak hanya mengancam wilayah Nigeria. Kamerun sebagai negara tetangga pun telah terkena dampak serangan Boko Haram di wilayah perbatasan.

DK PBB bersama 15 anggotanya mengadakan pertemuan Senin malam (19/1). Mereka mendesak Nigeria untuk segera menyebarkan pasukan satga internasional untuk mengusir Boko Haram.

Negara yang telah diatur untuk berkontbusi cukup besar adalah Chad. Selain itu Kamerun, Niger, Nigeria dan Benin juga ikut sert dalam kontribusi pasukan.

Pasukan internasaional sebenarnya telah dibahas sejak setahun lalu. Namun pembagian skala operasi terlalu lambat dilakukan terutama untuk penyebaran pasukan.

DK PBB mengatakan Boko Haram telah menyandera puluhan orang dalam serangan ke Kamerun Ahad (18/1). Sebanyak 24 orang sandera telah dibebaskan.

Namun mereka khawatir Boko Haram akan terus memperluas serangannya di luar perbatasan Nigeria.DK PBB menuntut Boko Haram segera menghentikan semua permusuhan dan semua pelanggaran HAM.

Pernyataan ini memperlihatkan Nigeria mulai serius menanggapi Boko Haram. Karena sejak 2009 Boko Haram muncul, Nigeria yang telah menjadi anggota tidak tetap DK PBB.

Lembaga dunia ini juga mendesak pemimpin regional untuk merencanakan lebih lanjut soal Gabungan Satuan Tugas Internasional.

Negara di seluruh Afrika harus bisa mengidentifikasi penempatan satgas terutama di daerah dimana intelejen gabungan tersebar.

Kelompok Advokasi hak Avaaz telah meluncurkan petisi online yang ditandatangani 725 ribu orang untuk menekan DK PBB mengadakan pertemuan darurat soal krisis Boko Haram. "Boko Haram telah menajdi sorotan dan DK PBB akhirnya bereaksi," ujar Alice Jay, Direktur Kampaye Avaaz.

Semua mata sekarang tertuju pada Nigeria. Seharusnya tetangga dan masyarakat Internasonal dapat melakukan tindakan untuk menghentikan 10 tahun pemboman dan penculikan yang selama ini menghantui Nigeria.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement