REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhammad Subarkah/Wartawan senior Republika
Pada sebuah pertemuan istri pejabat negara di awal tahun 1950-an, yang di antaranya dihadiri Solihah Wahid (istri menteri agama KH Wahid Hasyim) dan Poppy Syahrir (istri perdana menteri Syahrir) ada sebuah peristiwa yang patut dikenang sampai sekarang. Hal itu adalah ketika Solihah 'curhat' kepada Poppy.
Kisah itu kembali dituturkan politisi muda Nahdliyin, Khatibul Umam Wiranu. Kata Umam isinya membuat hati 'ngenes' dan menjadi pertanda betapa dalamnya sikap 'menyepelekan' kekuatan Islam meski kemerdekaan sudah diraih. Padahal, kontribusi umat Islam adalah hal utama dalam perjuangan meruntuhkan kekuasaan kolonoial.
"Pada saat itu, ada pertanyaan 'ringan' dari Ibu Solikhah Wahid kepada Ibu Poppy Syahrir: Bu Poppy ini bagaimana yah ... dulu umat Islam berjuang paling depan di dalam memperjuangkan dan membela kemerdekaan, tapi kok wakil-wakil umat Islam di era kemerdekaan malah sedikit?" ujar Umam.