Rabu 21 Jan 2015 16:22 WIB

Pengangkatan Badan Pesawat Air Asia QZ8501 Terkendala Cuaca Buruk

Rep: rusdy nurdiansyah/ Red: Winda Destiana Putri
Bagian badan pesawat Air Asia
Foto: Youtube
Bagian badan pesawat Air Asia

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Cuaca buruk dengan hujan disertai angin dan gelombang tinggi serta arus bawah laut yang cukup kencang kembali menyulitkan upaya pengangkatan bagian besar badan pesawat Air Asia QZ8501 yang titik lokasinya sudah berada diantara Selat Karimata, Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Laut Jawa.

"Hujan disertai angin, gelombang tinggi dan arus air yang kencang sebabkan banyaknya penanda (mooring buoy) di titik beradanya serpihan besar badan pesawat hilang sehingga tim SAR hanya melakukan side scan untuk memastikan apakah posisi bergeser atau tetap pada posisi semula," ujar Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya, SB Supriyadi di Posko Gabungan di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng, Rabu (21/1).

Diungkapkan Supriyadi, dari delapan morring buoy yang dipasang di titik lokasi keberadaan bagian besar badan pesawat kini hanya tersisa satu. Tujuh mooring buoy hilang karena terbawa arus kencang, angin dan sebagainya.

Sementara itu Supriyadi juga mengutarakan bahwa serpihan hidung pesawat yang ditemukan nelayan Pulau Sembilan, Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan tutup radar.

"Itu serpihan berupa tutup radar yang terbuat dari plastik, beratnya hanya 10 Kg. Jadi tutup radar itu menggambang dan hanyut terbawa arus cukup jauh, 200 mil dari titik lokasi keberadaan bagian besar badan pesawat," tuturnya.

Untuk itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tidak akan melakukan investigasi terhadap serpihan tutup radar tersebut sehingga tidak jadi diambil dan dibawa ke gudang serpihan pesawat di pelabuhan Utar Kumai. "Tutup radar hidung pesawat itu dibawa ke kantor Basarnas di Banjarmasin, Kalsel," tegas Supriyadi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement