REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Polri, Jenderal Sutarman tak mempersoalkan pergantiannya sebagai Kapolri yang secara tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas. Meskipun terkesan ada permainan politik di balik pergantiannya, Sutarman menegaskan tetap loyal kepada keputusan Presiden Joko Widodo.
"Saya menjalankan apa keputusan presiden, loyal," kata Sutarman di Mabes Polri, Rabu (21/1).
Sutarman sudah meminta Wakapolri Komjen Badrodin Haiti untuk segera melakukan konsolidasi ke dalam internal Polri supaya tetap solid dan profesionalitas tetap utuh. "Kita tunggu proses seperti apa pergantian Kapolri definitif. Saya ikhlas serahkan tugas kepada siapapun," ujarnya.
Perlu diketahui, Jumat (16/1) lalu, Presiden Joko Widodo mengeluarkan dua keputusan presiden terkait dengan Kepala Polri. Pertama, memberhentikan Jenderal Sutarman sebagai Kapolri. Kedua, mengangkat Komisaris Jenderal Badrodin Haiti sebagai pelaksana tugas Kapolri.
Pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan ditunda hingga proses hukumnya selesai. Budi ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap dan gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Jenderal Sutarman diberhentikan setelah menjabat Kepala Polri selama 1,5 tahun. Pencopotan tersebut menimbulkan tanda tanya besar karena mantan ajudan Presiden Abdurraham Wahid ini baru akan pensiun Oktober mendatang.