Rabu 21 Jan 2015 18:38 WIB

Jonan: Jangan Ada Lagi Pembangunan Jalur Kereta Cepat di Jawa

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menhub Ignasius Jonan.
Foto: Antara
Menhub Ignasius Jonan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, membatasi pembangunan kereta cepat di Pulau Jawa dalam lima tahun ke depan. Pembangunan jalur kereta api difokuskan di Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi, serta Papau.

Jonan mengatakan, selama lima tahun Kemenhub tidak akan bangun kereta api cepat di Jawa. Melainkan Kemenhub akan akan menyambung jalur kereta api di Sumatera Rantau Prapat-Kertapai-Palembang melewati Sumatra Barat sepanjang hampir 1400 km double track dan track sama.

Ditargetkan, jalur Trans Sumatera dalam satu sampai dua tahun pembebasan lahan bisa selesai.  Selain itu, pembangunan jalur Trans Kalimantan Pontianak-Balikpapan, serta jalur Sulawesi Makassar-Manado. Kemudian jalur Papua dan Papua Barat Kemenhub akan mencoba Sorong-Manokwari sepanjang 400 km.

“Jangan ada pembangunan kereta cepat di Jawa, walaupun pinjaman luar negeri. Kalau dibayar pakai APBN kasihan. Banyak di daerah yang lihat kereta saja tidak pernah. Kecuali swasta mau high speed train full, silakan,” ujar Jonan dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, di Senayan, Rabu (21/1).

Selain itu, Kemenhub juga akan membangun BRT di 34 kota, 3.000 bus standar di 34 ibukota provinsi dan kota besar. Untuk penyelesaian regulasi ditargetkan selesai dalam dua sampai tiga tahun.

Jonan mengatakan semua transportasi umum basis jalan raya harus pakai AC. Menurutnya, semua alat transportasi umum yang sedang berjalan harus tertutup, kalau tertutup tidak bisa kalau tidak pakai AC.

“Tantangan paling besar ini semua belum tentu bisa terserap, yang mengerjakan tidak ada, arahan pak Presiden diusahakan kontraktor atau rekanan banyak dari daerah agar uang tidak balik ke Jakarta, kami usahakan itu tanpa melanggar peraturan,” jelas Jonan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement