REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bernhard Limbong, salah satu bakal calon ketua umum PSSI 2015-2019, berharap proses kongres PSSI sepatutnya bisa merekatkan persatuan dan bukan yang terjadi sebaliknya. Ia juga berharap dalam kongres mendatang bisa berjalan proses demokrasi yang baik dalam memilih orang nomor satu dari otoritas sepak bola di negeri ini.
"Kongres PSSI harus mampu membangun semangat persatuan, berjalan demokratis, dan tanpa intimidasi kepada peserta dari sejumlah pihak tertentu," ujar Limbong, Kamis (22/1), di Jakarta.
Bernhard merupakan salah satu dari sebelas nama bakal calon ketum PSSI periode 2015-2019 yang telah diumumkan oleh Komite Pemilihan Kongres Luar Biasa (KP KLB) PSSI. Limbong berharap, para kandidat perlu bersama-sama menandatangani pakta integritas dan berjanji untuk siap menang-siap kalah.
Ini penting, sambung mantan Ketua Komisi Disiplin PSSI itu periode lalu itu, untuk menghindari segala kemungkinan perpecahan pascapemilihan ketua umum nanti. Bahkan Limbong tak ragu meminta kepada penyelenggara agar pemerintah bisa ikut terlibat dalam mengawasi penyelenggaraan KLB PSSI.
"Pemerintah memiliki wewenang, punya hak dan kewajiban mengetahui perjalanan sepak bola tanah air ini," ujarnya menegaskan.
Limbong menegaskan visi keberlangsungan pengembangan sepak bola tanah air dengan memantapkan sport science, pembinaan menyeluruh di berbagai daerah, dan kemitraan strategis dengan pemerintah.