REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Upaya pencarian jenazah yang diperkirakan masih ‘terjebak’ di dalam badan pesawat QZ 8501 mengakami kendala. Banyaknya kabel pada badan utama pesawat yang masih di dasar laut menjadi kesulitan yang cukup berarti bagi tim evakuasi.
“Kabel- kabel ini, menurut teori cukup berbahaya,” ungkap Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, saat meninjau studio Diponegoro TV, di kompleks Pendam Kodam IV/Diponegoro, Watugong, Semarang, Jumat (23/1).
Menurut Panglima TNI, ia telah mendapatkan laporan terkini upaya pencarian dari Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) selaku Komandan Satgas. Kemarin enam jenazah telah ditemukan dan hari ini juga ditemukan enam jenazah dari badan utama pesawat jenis Airbus A300-200 ini.
Namun, upaya untuk mencari lebih jauh jenazah yang masih berada di dalam badan utama pesawat ini cukup sulit. Karena banyaknya kabel yang mengganggu.
Rencananya, lanjut Moeldoko, hari ini badan utama pesawat ini akan diangkat sedikit dari lumpur agar dapat dipelajari apakah di dalamnya masih ada korban yang berada di kursi penumpang.
Rencananya, badan pesawat yang sudah ditemukan ini juga akan dikomunikasikan dengan KNKT apakah perlu diangkat ke atas kapal untuk keperluan penyelidikan. “Karena terkait dengan penyelidikan terhadap kecelakaan pesawat terbang Air Asia ini menjadi domain dari KNKT,” tegasnya.
Namun, kata Panglima TNI, yang penting bagi TNI adalah bagaimana korban yang saat ini masih dalam proses evakuasi ke KRI Banda Aceh dapat teridentifikasi. Termasuk upaya untuk menemukan korban yang belum ditemukan. Tidak ada batas waktu dan prinsipnya TNI siap melaksanakan tugas.
“Selama masih diperlukan untuk melakukan proses pencarian korban yang ditemukan, TNI akan melanjutkan,” tegas Moeldoko.