REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Almarhum Raja Abdullah bin Abdul Aziz merupakan arsitek peletak dasar hubungan pertahanan Arab Saudi dan Indonesia. "Menurut saya dia salah satu arsitek Arab Saudi modern saat ini, modernisasi perluasan dua masjidil haram. Yang saya ingat dan paling monumental, pada era Raja Abdullah juga, terjalin kerjasama pertahanan antara Indonesia dengan Arab Saudi sejak hubungan bilateral tahun 1950-an. Dia peletak dasar saya kira," ujar anggota Komisi I DPR, Ahmad Zainuddin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (23/01).
Menurut Zainuddin, Januari 2014 di Jakarta. Saat itu penandatanganan dilakukan langsung Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi Pangeran Salman bin Sultan bin Abdul Aziz Al-Saud yang saat ini menggantikan posisi Raja Abdullah, dengan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia saat itu, Sjafrie Sjamsoedin.
Ketua DPP PKS ini manambahkan, Indonesia dengan Arab Saudi memang telah beberapa kali terlibat dalam Working Group atau Military Joint Committee (MJC) sebelumnya. Namun kunjungan Pangeran Salman menyimbolkan peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara.
Dan kerjasama pertahanan ini menjadi salah satu langkah srategis politik luar negeri RI karena negara kaya minyak itu merupakan kekuatan terbesar di Timur Tengah. Arab Saudi lanjut Zainuddin, menjadi aktor penting dalam geopolitik di kawasan.
"Indonesia tentu punya kepentingan politik terhadap Arab Saudi, karena dinamika politik di Timur Tengah baik langsung maupun tidak akan berdampak kepada Indonesia. Selain itu, banyak juga warga negara Indonesia yang bermukim dan bekerja di sana," ucapnya.
Karena itu, menurut Zainuddin, Indonesia tentunya sangat berduka dengan meninggalnya Raja Abdullah. Karena pondasi dasar kerjasama biilateral pertahanan diletakkan pada eranya. "Semoga penerusnya, Pangeran Salman, kerjasama pertahanan Indonesia dengan Arab Saudi makin meningkat," harapnya.
Kerjasama pertahanan RI dengan Arab Saudi saat ini dilakukan dalam bidang penelitian dan transfer teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista), pelatihan pasukan khusus militer terkait penanganan teror, dan penanganan bencana. Arab Saudi juga memiliki teknologi canggih untuk pengembangan sistem persenjataan.