Jumat 23 Jan 2015 18:43 WIB

Tudingan Hasto ke Samad, Eva Sundari: Ekses ke PDIP

Juru bicara PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari (kiri).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Juru bicara PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara DPP PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan langkah Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebutkan adanya pertemuan antara Ketua KPK Abraham Samad dengan politisi PDIP menjelang Pilpres 2014, menimbulkan ekses atau dampak bagi partai.

"Ekses pasti ada (dengan pernyataan Hasto itu)," kata Eva dihubungi melalui pesan singkat, di Jakarta, Jumat (23/1).

Eva tidak menyebutkan apa ekses yang dimaksud, tetapi Eva menekankan bahwa ekses tersebut bisa dicegah meluas apabila Hasto segera memberikan data-data kepada KPK sebagai pembuktian atas pernyataannya.

Lebih jauh Eva juga meyakinkan bahwa langkah Hasto itu merupakan inisiatifnya pribadi. Hal itu, kata dia, telah ditegaskan pula oleh Hasto dalam konferensi pers, Kamis (22/1). "Ya, pak Hasto sendiri menegaskan di press conference," ujar dia.

Sementara itu ketika ditanya soal reaksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait langkah Hasto, Eva belum membalas. Sebelumnya, pada Kamis (22/1), Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa artikel berjudul Rumah Kaca Abraham Samad yang dipublikasikan Kompasiana sebagian besar benar adanya.

Dalam artikel itu diceritakan bahwa Samad telah bertemu dengan beberapa orang PDIP sebanyak enam kali sebelum kontestasi pilpres 2014 berlangsung.

Dalam rentetan pertemuan itu Samad dituding sempat menyatakan kepada orang PDIP, bahwa dia bakal mengamankan kasus politisi PDIP Emir Moeis, dan Samad akan menjadi calon wakil presiden pendamping Jokowi.

Namun pada akhirnya setelah melalui berbagai konsultasi dengan para ketua umum parpol KIH dan keputusan Jokowi sendiri, maka cawapres Jokowi ditentukan adalah Jusuf Kalla.

Menurut Hasto cerita itu benar adanya, sekalipun Samad telah menyebut artikel itu fitnah belaka. Hasto bahkan menyatakan ketika Samad diberi kabar bahwa dirinya tidak jadi mendampingi Jokowi sebagai cawapres dan posisinya diambil oleh politisi Golkar Jusuf Kalla, Samad tampak kecewa.

"Dia kira-kira mengatakan 'ya, saya tahu. Karena saya sudah melakukan penyadapan. Bahwa saya tahu yang menyebabkan kegagalan saya ini (menjadi cawapres Jokowi) adalah bapak Budi Gunawan'," kata Hasto.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement