REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor mengatakan apa yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo terkait penangkapan Bambang Widjojanto tak memenuhi harapan publik.
Ia mengatakan, saat ini dibenak masyarakat Indonesia masih dipenuhi dengan tanda tanya besar terkait perlakuan diskriminasi. Terutama yang diberikan kepada orang atau pihak yang selama ini dianggap membela kepentingan warga negara untuk mencegah terjadinya korupsi.
"Kalau kondusif saya kira cukup membantu dalam pengertian bahwa dia sedang memesan kepada pihak yang punya potensi untuk bertikai untuk menghentikan gesekan. Artinya adalah untuk mencegah terjadinya konflik yang berkelanjutan. Namun demikian sebetulnya secara politik publik menginginkan lebih," ujar Firman Noor kepada ROL, Sabtu (24/1).
Ia menjelaskan, Jokowi seperti terjebak dalam labirin internal elite politik dan kepentingan sehingga apa yang disampaikan oleh Presiden dinilai tidak mampu menampung aspirasi rakyat. Hal ini dapat terlihat dari ekspresi maupun pernyataan Jokowi yang terlihat tidak tegas.
Ia menambahkan, kronologi penangkapan BW yang tidak biasa membuat masyarakat berpikir bahwa kasus BW ada kaitanya dengan proses penetapan BG sebagai kapolri. Untuk itu, diperlukan pernyataan tegas dari Presiden agar mampu menjawab kekahwatiran masyarakat.