REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Dinas sosial Provinsi Banten mengatakan, Banten kekurangan tempat rehabilitasi. Saat ini, Banten hanya memiliki satu tempat rehabilitasi yang berada berdekatan dengan kantor dinsos, di Kota Serang dan diperuntukan untuk orang-orang lanjut usia.
Karena kekurangan tempat rehabilitasi tersebut, Dinsos Banten melakukan MoU (Memorandum of Understanding) dengan Forum Pondok Pesantren Banten agar dijadikan tempat rehabilitasi untuk mengatasi kekurangan tersebut.
Kepala Dinsos Banten Nandy S Mulya mengatakan, ada sekitar 9000 pondok pesantren yang ada di Banten, karena itu dirinya berharap mampu menampung dan menyembuhkan mental orang-orang yang direhabilitasi. “Banyak ponpes di Banten, jadi kita berharap bisa membantu kita untuk menampung dan jadi tempat rehabilitasi,” katanya, Ahad (25/1).
“Jadi saya harap pondok pesantren tidak hanya menjadi tempat pengkaderan. Tidak hanya menciptakan ustaz saja, jadi diharapkan bisa menjadi tempat rehabilitasi yang mampu menyembuhkan mental,” ungkapnya.
Namun, dari 9000-an pesantren tersebut, baru sembilan pesantren yang potensial untuk dijadikan tempat rehabilitasi. “Pesantren itu, untuk para orang yang kena narkoba, sakit jiwa, bahkan untuk yang tuna susila juga ada,” ungkapnya.
Pemilihan-pemilihan pesantren tersebut berdasarkan kualifikasi yang ditentukan. “Ada pesantren-pesantren yang siap tapi kita lihat kompetensinya, karena tidak semua kiayi dan pondok pesantren bisa mengobati mental, jadi kiita pilih,” jelasnya.
Nandy juga mengatakan, Pemerintah Kabupaten Serang, bahkan sudah memberikan bantuan kepada salah satu ponpes yang di rasa memenuhi kualifikasi untuk jadi tempat rehabilitasi sebesar Rp 200 juta. “Untuk ponpes yang di Pamarayan yang sekarang jadi tempat rehabilitasi sudah diberikan bantuan oleh pemkab Serang sebesar Rp 200 juta, tapi kalau untuk pemprov kita belum memberikan,” katanya.