Ahad 25 Jan 2015 23:15 WIB

Rusia Hambat Pernyataan Kecaman PBB Terhadap Pemberontak Ukraina

Kekerasan di Ukraina
Kekerasan di Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, PBB-- Rusia mencegah Dewan Keamanan PBB, Sabtu, mengeluarkan pernyataan yang mengecam gerilyawan Ukraina dan mengecam aksi kekerasan yang meningkat sehingga menewaskan puluhan orang di Ukraina, kata para diplomat dewan itu.

Pemberontak pro-Rusia melancarkan serangan terhadap pelabuhan strategis Mariupol di Ukraina Timur, yang memicu peringatan-peringatan dari Uni Eropa dan Sekjen PBB Ban Ki-moon. Pertempuran meningkat di Ukraina Timur dalam beberapa hari belakangan ini, dan Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan Kiev.

Pemberontak mengenyampingkan perundingan-perundingan perdamaian. Negara-negara Barat dan Kiev menyalahkan Rusia dan pemberontak atas terjadinya pertempuran baru. Kantor pers Ban mengeluarkan satu pernyataan yang mengatakan ia mengecam keras serangan roket hari ini pada kota Mariupol, yang dilaporkan menewaskan puluhan warga sipil dan menyebabkan lebih dari 100 orang cedera.

Pernyataan itu juga mengatakan Ban mengecam penolakan pemberontak bagi gencatan senjata dan pernyataan-pernyataan provokatif mereka tentang pengklaiman wilayah lebih jauh. Inggris mengusulkan satu pernyataan Dewan Keamanan yang akan mengulangi kecaman Ban dan menyerukan penyelidikan serangan-serangan terhadap Mariupol, tetapi Rusia menolaknya, kata para diplomat.

Pernyataan-pernyataan dewan itu perlu mendapat persetujuan suara bulat. Rusia telah menghambat satu pernyataan Dewan Keamanan PBB dengan menolak mengecam pernyataan publik yang provokatif yang dilontarkan pihak separatis baru-baru ini.

Kantor pers missi PBB Rusia dalam satu pernyataan kepada Reuters bahwa konsensus-konsensus tidak tercapai, karena delegasi Inggris bersikeras mengecam beberapa pernyataan pasukan pertahanan diri itu.

Missi itu menambahkan bahwa para anggota dewan dari negara-negara Barat berulang-ulang menolak mengecam pernyataan-pernyataan agresif dan tindakan-tindakan pemerintah Kiev.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement