Ahad 25 Jan 2015 21:30 WIB

Pengamat: Legitimasi Jokowi Mulai Melemah

Presiden Jokowi mencoba senjata laras panjang buatan PT Pindad (Persero) di Bandung, Senin (12/1).
Foto: Antara
Presiden Jokowi mencoba senjata laras panjang buatan PT Pindad (Persero) di Bandung, Senin (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago menilai citra Presiden Joko Widodo terus mengalami penurunan yang sangat signifikan, dan kalau ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin legitimasi pemerintahan Jokowi mulai melemah.

"Legitimasi Pak Jokowi mulai melemah karena rakyat, pendukung dan relawannya sudah mulai meninggalkan Presiden Jokowi," kata Pangi di Jakarta, Ahad (25/1).

Pangi mengatakan kritikan dan masukan sudah banyak disampaikan berbagai pihak kepada Presiden Jokowi. Namun menurut dia, Presiden terkesan "cuek bebek" sehingga semakin mempertinggi tempat jatuh Presiden Jokowi.

Peneliti politik IndoStrategi itu menyarankan Presiden Jokowi melakukan beberapa hal agar soft landing hingga akhir masa jabatannya, pertama, harus melepaskan diri sebagai petugas partai. "Pak Jokowi harus sadar bahwa dia adalah seorang presiden karena seperti beliau sedang tersandera oleh parpol koalisi pendukungnya, sehingga tidak bisa bekerja sesuai kehendak rakyat," ujarnya.

Pangi mengatakan Presiden Jokowi semakin hari tampak tidak dapat memenuhi janji politiknya karena tersandera kepentingan parpol koalisi. Dia mencontohkan mimpi Presiden merekrut menteri kabinet yang lebih banyak dari profesional daripada orang parpol akhirnya kandas akibat tersandera pendukung parpol koalisi.

"Publik semakin kecewa dan marah besar ketika Jokowi tetap melantik Jaksa Agung dari kader parpol, padahal sebelumnya posisi tersebut diisi oleh profesional," katanya.

Kedua menurut dia, Presiden Jokowi harus mulai perlahan melepaskan diri dari bayang bayang Megawati, Surya Paloh, Wiranto dan lain-lain karena yang menjadi Presiden adalah Jokowi bukan ketiga orang tersebut.

Dia mengatakan Presiden Jokowi sepertinya sulit melepaskan diri bebas dari intervensi ketiga tokoh tersebut seperti penujukan Jaksa Agung M Prasetyo dan calon tunggal Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan.

"Kebijakan ini banyak dikritik oleh publik. Kita tahu Budi Gunawan adalah mantan ajudan Megawati. Jokowi harusnya berani membatalkan calon Kapolri yang diragukan integritasnya," tegasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement