Ahad 25 Jan 2015 20:51 WIB

Pemprov Sumbar akan Bangun Terowongan Kereta dari Padang ke Solok

Rep: C70/ Red: Bayu Hermawan
Stasiun Kereta Api
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Stasiun Kereta Api

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat bersama Kementerian Perhubungan, berencana untuk membangun terowongan kereta api Padang-Solok sepanjang 32 kilometer. Terowongan itu untuk sebagai bagian dari pembangunan Trans Sumatera Railway.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Sumbar Amran menjelaskan, Trans Sumatera Railway ini akan menghubungkan lintas Sumatera. Untuk di Sumbar, pemerintah juga akan membangun terowongan Pauh.

"Saat pertemuan dengan menteri, rencana itu juga dibahas. Targetnya dalam lima tahun selesai dibangun," kata Amran kepada Republika, Ahad (25/1).

Ia mengatakan design engineering detail (DED) untuk pembangunan terowongan yang melewati kawasan perbukitan Setinjau Laut itu, telah disiapkan pemerintah pusat. Setiap pemerintah di daerah, lanjutnya, sudah melakukan studi kelaikan yang dimulai sejak dua tahun lalu.

Terowongan tersebut adalah salah satu sarana untuk memperpendek jarak dari Padang ke Solok. Karena, menurutnya, normal jarak Padang – Solok adalah 115 kilometer. Namun dengan adanya terowongan Pauh, jarak tempuh hanya 32 kilometer.

"Selain itu juga mengantisipasi buruknya tofografi wilayah perbukitan dan ancaman longsor," katanya.

Ia menambahkan, saat ini, setiap pemerintah daerah sedang mulai melakukan pengadaan lahan-lahan. Namun, ia belum bisa mengatakan berapa anggaran yang dibutuhkan untuk pembanguan tersebut. Yang pasti, ujarnya, dana yang digunakan berasal dari APBN.

Sebelumnya, pada 2015, Kemenhub akan memulai mega proyek Trans Sumatera Railway. Proyek pembangunan 1.400 kilometer jalur ketera api ini diperkirakan akan selesai dalam waktu lima tahun.

Amran menjelaskan, panjang jalur kereta api di yang ada di Sumbar sepanjang 280 kilometer. Jalur tersebut melintasi Teluk Bayur - Sawahlunto, Padang - Pariaman, dan Padang - Payakumbuh.

"Sayangnya, hampir 80 persen dari jalur yang ada dalam kondisi rusak parah," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement