REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyayangkan ekspor Indonesia di sektor kelautan dan perikanan masih minim. Karenanya, ia berambisi agar ekspor Indonesia di sektor tersebut menjadi yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
"Ekspor kita tidak sesuai dengan kondisi geografi kita yang merupakan negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, tetapi ekspor kita hanya nomor lima di Asia Tenggara," kata Susi Pudjiastuti dalam rapat kerja Menteri Kelautan dan Perikanan dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (26/1).
Menurut Susi, hal tersebut merupakan sebuah kontradiksi dan irononis. Sehingga perlu dilakukan perubahan agar Indonesia menjadi nomor satu setidaknya di Asia Tenggara.
Apalagi, ia juga mengingatkan arahan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia ingin menjadi Poros Maritim Dunia dan laut sebagai masa depan bangsa.
Sebelumnya, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menyatakan pemerintah harus membuang paradigma lama yang menitikberatkan pada peningkatan ekspor. Termasuk dalam komoditas perikanan, sebagai patokan penting pertumbuhan ekonomi.
"Ekspor yang dijadikan sebagai patokan pertumbuhan ekonomi sudah tergolong kuno," kata Sekretaris Jenderal Kiara Abdul Halim di Jakarta, Selasa (20/1).
Menurut Abdul Halim, seharusnya pertumbuhan ekonomi di bidang perikanan harus berpatokan kepada beberapa indikator yang lebih berarti dibandingkan sekadar ekspor. Ia memaparkan, patokan pertama adalah banyaknya unit pengolahan ikan (UPI) di tingkat desa pesisir hingga kabupaten/kota/provinsi di Indonesia.
"Dari patokan ini, juga bisa dianalisis banyaknya produk olahan dan tingkat kompetitifnya dibandingkan dengan produk yang sama di tingkat regional maupun internasional," ujarnya.