Senin 26 Jan 2015 20:53 WIB

Industri Kelapa Sawit Butuh SDM Terampil

Pekerja melakukan bongkar muat minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (19/9).(Republika/Prayogi)
Foto: Prayogi/Republika
Pekerja melakukan bongkar muat minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (19/9).(Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Widya Corporation Tjokro Putro Wibowo Tenaga kerja menyatakan tenaga terampil di perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat dibutuhkan. Terutama sejalan dengan target produksi CPO Indonesia dan persaingan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Ia yang juga Ketua Bidang Organisasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, mengatakan cukup banyak perusahaan kelapa sawit yang sulit menemukan tenaga kerja terampil yang memiliki kualifikasi khusus di bidang perkelapasawitan.

“Kita sebagai user membutuhkan pasokan SDM yang mumpuni di bidang kebun, pabrik, dan administrasi,” katanya berdasarkan rilis yang diterima Republika.

Tjokro menjelaskan, dalam satu dekade terakhir, konsumsi minyak sawit tumbuh rata-rata 8-9 persen per tahun dan diperkirakan akan semakin meningkat. Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya tren penggunaan bahan bakar alternatif berbasis minyak nabati, seperti biodiesel.

Pendapat senada dikeluarkan Direktur Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Stephanus Nugroho Kristono. “Kebutuhannya akan tetap tinggi," katanya.

Ia mengatakan saat ini dan pada masa mendatang banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit yang membutuhkan tenaga terampil yang terdidik. Menurut Nugroho, penyiapan SDM berkualitas dalam industri kelapa sawit sejak dini bisa menjadi jawaban bagi Indonesia untuk menampung tenaga kerja di era global saat ini. Bahkan selama ini terbukti banyak perusahaan kelapa sawit di luar negeri yang juga mengambil tenaga kerja terampil dari Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement