Selasa 27 Jan 2015 05:50 WIB

Pemberhentian Sementara Bambang Widjojanto Tunggu Keppres

Rep: Agus Raharjo/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto melakukan jumpa pers di kantor KPK, Jakarta Selatan, Senin (26/1).   (Antara/Fanny Octavianus)
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto melakukan jumpa pers di kantor KPK, Jakarta Selatan, Senin (26/1). (Antara/Fanny Octavianus)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengunduran diri Bambang Widjojanto sebagai Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ditolak pimpinan lembaga antikoruspi tersebut. Otomatis, saat ini BW masih menjabat sebagai salah satu pimpinan KPK. Meskipun statusnya sudah menjadi tersangka dalam kasus kesaksian palsu yang dilaporkan oleh Sugianto Sabran.

Anggota Komisi III DPR RI, Arsul Sani mengatakan, posisi BW yang masih berada di dalam KPK justru menguntungkan untuk dapat membantu kerja tim independen yang dibentuk Presiden Joko Widodo.

"Kalau sudah mengundurkan diri dan tidak lagi efektif di KPK, justru membuat BW tidak bisa bicara hal-hal yang sifatnya rahasia," kata dia di gedung parlemen, Senin (26/1).

Dalam Undnag-Undang KPK pasal 32 ayat 2 memang menyebut pimpinan KPK yang ditetapkan sebagai tersangka dapat diberhentikan sementara, namun tidak secara otomatis diberhentikan. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil muktamar Surabaya ini mengatakan di ayat 3 pemberhentian sementara pimpinan KPK yang menjadi tersangka harus dengan keputusan Presiden.

"Selama Presiden belum mengambil keputusan, BW masih komisioner KPK," kata Arsul.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement