REPUBLIKA.CO.ID, Legenda olah raga bola basket National Basketball Association (NBA) Amerika, “Islam adalah agama kedamaian, Islam tidak menoleransi kekerasan pembunuhan,” kata Kareem Abdul Jabbar pada NBC News dalam acara “Meet the Press” 25 Januari lalu.
Mantan anggota tim LA Lakers itu mendapat banyak kritik setelah tulisannya di majalah Time awal bulan ini. Tulisan itu mengatakan bahwa penyerangan terhadap majalah satir Charlie Hebdo di Perancis bukan tentang agama melainkan “tentang uang”.
“Ketahui bahwa serangan teroris ini bukan soal agama, kita harus sampai pada titik dimana kita harus berhenti membawa Islam dalam masalah ini. Aku tahu kita belum sampai disitu karena masih banyak populasi barat yang tidak memahami agama Islam,” tulisnya di majalah Time. Abdul Jabbar datang ke NBC untuk memberikan penjelasan lebih jauh mengenai tulisannya.
“Pengetahuan akan membuat semua orang bisa memahami apa yang sedang kita hadapi,” ujarnya. Ia menyalahkan pelaku penyerangan karena tidak merepresentasikan ajaran Islam sehingga mempersulit Islam sesungguhnya untuk bisa dimengerti.
Abdul Jabbar mengakui meskipun pemimpin dari berbagai sisi sudah berusaha menjelaskan bahwa tindakan terorisme bukan bagian dari Islam, Islamofobia tetap berkembang di Amerika Serikat.
“Harus ada perubahan di negara tempat orang-orang ini berasal, dimana mereka punya harapan, dimana mereka bisa melangkah ke depan dalam hidup,” kata pria 67 tahun tersebut. “Sebagian besar orang orang ini tinggal di tempat dimana tidak ada kemungkinan untuk melangkah kedepan.” Tambahnya.
Menurutnya, seberapapun orang-orang menganggap Islam sebagai teroris, itu tidak akan menghentikan kelompok itu karena mereka punya 'agenda politik'. “Mereka menggunakan agama sebagai topeng untuk memenuhi agenda politik dan mengontrol orang, serta menyebabkan semua kekacauan ini,” tegasnya.