Selasa 27 Jan 2015 13:55 WIB

Setelah Kematian Jaksa, Presiden Argentina akan Bubarkan Badan Intelijen

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Winda Destiana Putri
Cristina Fernandez
Foto: topnews.in
Cristina Fernandez

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Presiden Argentina Cristina Fernandez berencana membubarkan badan intelijen. Langkah tersebut diambil di tengah kecurigaan adanya agen nakal yang berada di balik kematian jaksa federal Alberto Nisman.

Dalam pidato pertamanya di televisi sejak Nisman ditemukan tewas, Fernandez, Senin malam (26/1), mengatakan dia akan mengirim rancangan undang-undang ke kongres untuk membentuk badan keamanan baru yang lebih transparan.

Nisman tewas akibat luka tembak di kepalanya pada 18 Januari. Nisman mengatakan ada keterlibatan presiden dalam pemboman pusat komunitas Yahudi pada 1994.

Namun, pemerintah mengatakan Nisman dipengaruhi agar membuat tuduhan terhadap Fernandez. Ia lantas dibunuh ketika tidak lagi berguna bagi pihak yang melakukan konspirasi.

Pemerintah mengatakan skandal itu terkait dengan perebutan kekuasaan di tubuh Intelligence Secretariat (SI). SI yang dulu dikenal dengan SIDE memiliki kekuasaan yang signifikan dan independen.

Dilansir dari Reuters, Selasa (27/1) Fernandez mengatakan RUU akan dikirim ke kongres sebelum dia pergi ke Cina akhir pekan ini. Anggota parlemen akan menggelar rapat luar biasa pada periode liburan Februari.

"Kita perlu membuat badan intelijen lebih transparan karena mereka tidak melayani kepentingan negara," ujar Fernandez yang duduk di kursi roda dan berpakaian serba putih.

Dia menyebut tuduhan Nisman kepada dirinya tidak jelas.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement