REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rencana revitalisasi di Teluk Benoa, Bali bila jadi dilakukan harus telah lalui kajian teknis dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Revitalisasi juga harus memperhatikan kelestarian dan keamanan Bali.
"Soal revitalisasi Teluk Benoa, saya lihat kajian dari kampus itu tidak jelas. Karenanya kaji dulu yang jelas, apa manfaatnya bagi Bali. Hendaknya Kementerian Kelautan dan Perikanan mengkajinya. Saya ingin tahu sikap riil menteri KKP seperti apa soal ini karena di Bali sudah ramai," kata anggota Komisi IV AA Adhi Mahendra Putra di Jakarta, Selasa (27/1).
Kementerian, katanya, mesti mengkaji potensi yang ada di pulau Bali dan apa sekiranya yang bisa dilakukan terkait Teluk Benoa. Kajian lingkungan itu misalnya, bagaimana dengan dampak ombak bila dilakukan revitalisasi. "Ini kan direklamasi, kalau ada ombak mental lagi ga, balik lagi ga ombaknya? Jangan-jangan nanti tenggelamkan Nusa Penida," ujarnya.
Setelah kajian sudah ada, dan bila memang bisa direvitalisasi, maka menjadi tugas pemda untuk mensosialisasikannya. "Yang neken gubernur dan pusat. Sehingga jelas tanggung jawabnya," kata Adhi.
Sebagai warga dan wakil rakyat dari Bali, Adhi menyatakan, ia tak menolak pembangunan di Bali. Hanya saja, pembangunan tersebut tidak merusak kelestarian dan keamanan Bali tidak terganggu. "Kita tidak menolak pembangunan, asal tidak merusak. Tentunya pembangunan itu harus bermanfaat bagi masyarakat Bali," ujarnya.
Karena itu, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat harus satu padu, mengkaji rencana revitalisasi Teluk Benoa secara matang. "Dari segi gambarnya, indah sekali. Tapi benar kah itu? Kaji dulu makanya. Kelestarian alam dan keindahan Bali jangan sampai rusak," ucapnya.
Adhi mengatakan memang ada beragam manfaat bila revitalisasi dilakukan, di antaranya membuka lapangan kerja yang besar, dan lingkungan sekitar pun bisa terpelihara. Karenanya, ia mengajak pihak-pihak yang ahli soal tersebut untuk bersama-sama memikirkannya. "Saya setuju ada revitalisasi. Karena kalau air surut, kapal nelayan ga bisa masuk. Tapi kan bukan hanya itu, ada hal lainnya yang harus dikaji mendalam. Kalau memang revitalisasi itu baik, cepat laksanakan," katanya.