Selasa 27 Jan 2015 16:04 WIB

Pesta Puisi Tiga Kota’, Matdon Bacakan Sikap Kepenyairannya

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG – Kebijakan pemerintah yang menyeleweng dari kehendak rakyat menjadi bidikan penyair ‘pemberontak’ Matdon. Melalui sejumlah puisinya, dia ingin mengingatkan pemerintah dan masyarakat tentang bagaimana sebuah kehidupan harus ditata dengan baik.

Sikapnya itu akan digelar pada ‘Pesta Puisi Tiga Kota’ (PPTK). PPTK ini adalah sebuah perayaan sastra yang digelar di tiga kota, yakni Bandung, Yogyakarta, dan Denpasar. Di Bandung  1 Februari 2015 jam 14.00 WIB bertempat di Gedung Indonesia Menggugat.

Para penyair yangakan tampil Matdon, Ratna Ayu Budhiarti, Ratna M Rachiman, Semi Ikra Anggara, Deddy Koral, Faisal Syahreza, dan penyair tamu dari Yogyakarta Saut Situmorang. Selain itu, dimeriahkan juga dengan penampilan musisi balada Adew Habtsa, Mukti-Mukti dan Sisca Guzheng Harp.

Pada acara ini, Matdon sebagai penyair utama selain membacakan puisi karya sendiri, juga akan membeberkan proses kreatif dan semacam kredo atau sikap kepenyairannya selama ini. “Selama ini publik Bandung terutama wartawan dan seniman mengenal Matdon sebagai penyair yang berjiwa pemberontak, mengkritisi kebijakan pemerintah yang nyeleweng dari kehendak rakyat, tetapi ia lembut dan sopan,” ujar Bilven Sandalista, penanggung jawab acara tersebut, Selasa (27/1).

Sementara penyair lainnya membacakan puisi karya sendiri dan membacakan puisi karya Matdon. “Konsep ‘penyair utama’ dalam konteks acara ini bukan dimaksudkan untuk menyepelekan kualitas dan kemampuan penyair lainnya,” ujar Bilven.

Matdon, sosok penyair yang juga wartawan unik dan memiliki ciri tersendiri dalam karyanya. Beberapa buku karyanya antara lain Buku kumpulan Persetubuhan Bathin (bersama penyair Dedy Koral), Garis Langit (2002), Mailbox (2004), Kepada Penyair Anjing (2008), Benterang  (2009, bersama Atasi Amin dan Anton D Sumartana), Sakarotul Cinta dan buku yang membuat heboh dunia sastra di tahun 2014 yakni “Ustadz Televisi”, serta satu Buku kumpulan esai Birahi Budaya

Puisinya juga terdapat di buku antologi bersama “Maha Duka Aceh”, “Di Atas Viaduct”, “JILFEST” Jakarta, Temu Sastrawan Indonesia di Ternate, Pertemuan Penyair Nusantara di Jambi. Sejak 2009 hingga kini, Matdon menjadi Rois ‘Am  Majelis Sastra Bandung, sebuah komunitas sastra yang dia dirikan bersama rekan rekannya.

Sementara di yogyakarta digelar di Asmara Cafe. 4 Februari 2014 jam 17.30 WIB. Para Penyair: Saut Situmorang, Komang Ira Puspitaningsih, Kekal Hamdani, TS. Pinang, Hasta Indriyana dan Irwan Bajang. Musik bersama Ilalang Zaman. Cp: Irwan Bajang

Di Denpasar acara ini digelar pada Sabtu, 7 Februari 2015, jam 19.00 Wita, di Warung Tresni, Jl. Drupadi No. 54 Renon, Denpasar Timur. Bersama para penyair: Wayan Jengki Sunarta, Mira MM Astra, Pranita Dewi, Kadek Surya Kencana, Muda Wijaya dan Achmad Obe Marzuki. Bersama penyair tamu : Saut Situmorang. Selain pesta puisi akan tampil Home Band bersama iringan blues.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement