Rabu 28 Jan 2015 02:20 WIB

Gubernur Jabar Desak Pemerintah Pusat tak Impor Buah

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bayu Hermawan
Ahmad Heryawan (Aher)
Foto: Antara
Ahmad Heryawan (Aher)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Adanya temuan bakteri berbahaya pada buah apel impor asal Amerika, membuat Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan prihatin.

Ia pun mendesak pemerintah pusat untuk menghentikan peredaran buah impor yang disinyalir berbahaya bagi kesehatan.

"Makanya kampanye buah lokal harus kuat, kembali ke buah lokal," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan, Senin petang (26/1).

Menurutnya kalau apel tersebut dipandang mengandung zat berbahaya, pemerintah pusat harus segera menyetop peredarannya di Indonesia. Selain itu , masyarakat Indonesia sebaiknya tak mengkonsumsi buah itu.

''Mari kita komitment hanya mengkonsumsi buah lokal," katanya.

Aher melanjutkan, langkah pemerintah pusat menghentikan peredaran buah impor berbahaya sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat.

Namun, komitment dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi buah lokal pun menjadi sangat penting. Apalagi, konsumsi buah lokal pun akan mendorong tingkat kesejahteraan para petani lokal.

"Bagi para petani bagus, buah lokal laku dan kita lebih sehat, seperti pisang, salak, manggis, dukuh, jeruk dan lainnya, itu sangat sehat,'' katanya.

Selain itu, ia menilai buah lokal tak kalah dari buah impor. Bahkan menurutnya di Eropa tak ada buak sirsak, dan jika buah itu dikembangkan maka akan sangat menguntungkan.

Selama ini, kata Aher, pemerintah provinsi berkomitment untuk mengkonsumsi buah lokal. Sehingga pada saat jamuan dengan para tamu pun yang disuguhkan adalah buah lokal.

"Saya marah kalau masih ada buah buahan impor, baik dirumah maupun disini.  Suguh-suguhan pun harus buah lokal," katanya. 

Tidak hanya itu saja, kata dia, selama ini dirinya pun terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah di kabupaten/kota untuk selalu mengkonsumsi buah lokal.

Selain karena kandungannya yang sehat, konsumsi buah lokal pun sangat berdampak besar bagi kesejahteraan para petani lokal.

"Yang bisa menolak itu konsumen, Buah buahan impor kalau tidak ada pasarnya ya akan berhenti di pasaran," katanya.

Aher menambahkan, jadi sekarang yang harus digemakan adalah komitment semua pihak  untuk konsumsi buah lokal dan produksi buah lokal dikembangkan.

Sehingga, kesadaran tersebut bisa mensejahterakan masyarakat. Walaupun, harga buah lokal lebih mahal sedikit dibandingkan dengan buah impor. Tetapi buah lokal sangat bagus untuk kesehatan.

"Buah lokal memang agak mahal tapi,  sehat dan lebih bagus ketimbang buah impor yang berbahaya," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement