REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kehidupan masyarakat perkotaan memiliki kompleksitas yang rumit. Secara karakter, masyarakat perkotaan cenderung berpendidikan tinggi sehingga mengedepankan rasionalitas.
Di Australia misalnya, masyarakatnya banyak mempertanyakan konsep-konsep agama. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara dakwah di kalangan metropolitan yang paling tepat?
Pengajar Universitas Walonggong, Prof Dr. H. Nadzir Syah Hosein mencontohkan, cara menjelaskan konsep rezeki misalnya. Dalam pemahaman warga Australia segala bentuk rezeki itu yang dapat diukur. Ini karena sistem keuangan mereka yang tertib.
“Penjelasan saya adalah bahwa rezeki yang diberikan bukan hanya uang, tapi kita bisa tidur nyenyak, anak tidak bertengkar itu juga rezeki,” katanya kala menghadiri Acara Halaqah yang diadakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Jakarta, Selasa (27/1) kemarin.
Menurutnya, dakwah menggunakan pendekatan budaya lebih efektif, setelah diterima oleh masyarakat baru menggunakan penjelasan yang lebih spesifik.