REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI, Djarot Saeful Hidayat mengakui Jakarta merupakan kota paling tidak aman di dunia. Meski begitu, pemerintah dan Kepolisian tetap berupaya meningkatkan keamanan Jakarta.
"Ya memang tidak aman. Kita dengan polisi sudah bekerja sama untuk memberantas premanisme," kata Djarot di kantor dinasnya, Rabu (28/1).
Jakarta menempati rangking terakhir dari 50 kota besar di dunia yang tidak aman. Data ini merupakan hasil riset dari The Economist Intelligence Unit dalam riset yang bertajuk EIU Safe Cities Index 2015. Survei dari majalah ternama ini memasukkan komponen keamanan warga, keamanan infrastruktur, keamanan digital, hingga jaminan kesehatan.
Direktur Ditreskrimum Polda Polda Metro Jaya, Herry Heryawan menyampaikan bahwa tindak kriminal pada Desember dan Januari memang meningkat. Namun, Ia meyakinkan Jakarta masih layak tempat tinggal.
Menurutnya Polda Metro akan tetap konsisten melakukan upaya perlindungan pada masyarakat dalam memberikan rasa aman dan jaminan pada masyarakat. "Kalau semua bersinergi berjalan dengan baik, harapannya ke depan, jakarta jadi kota paling aman, nyaman," kata Herry.
Adapun sepuluh kota paling tidak aman di dunia adalah Istanbul, Delhi, Moscow, Mumbai, Mexico City, Riyadh, Johannesburg, Ho Chi Minh City, Tehran, Jakarta.