REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PBNU Saiq Aqil Siraj mengatakan, kekerasan yang dilakukan terhadap para kartunis majalah Charlie Hebdo tidak bisa dibenarkan. Pembunuhan terhadap para kartunis tersebut seharusnya tidak dilakukan.
Namun, majalah Charlie Hebdo terus-menerus menghina Rasullah. "Setiap peringatan maulid, majalah Charlie Hebdo bikin karikatur. Prancis sendiri sudah memperingatkan mereka, tapi mereka tidak peduli, akhirnya mati,"kata Said di Kantor PBNU Jakarta, Rabu, (28/1).
Sebenarnya, ujar dia, para penghina Rasul itu paling bernar diadili melalui proses hukum bukan dibunuh. "Namun mereka melakukan pembunuhan itu karena majalah itu tak henti-hentinya menghina Nabi Muhammad,"ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Said juga menjelaskan kalau saat ini bangsa Eropa merasa khawatir dengan imigrasi besar-besaran dari Timur Tengah. Perang saudara di Irak, Libya, Suriah membuat orang-orang di sana banyak yang imigrasi ke Eropa.
Apalagi orang Timur Tengah ini, ujar dia, banyak yang memiliki peran ekonomi yang cukup besar. "Orang Islam di Inggris dan Prancis banyak yang berperan besar dalam perekonomian,"ujarnya.