Kamis 29 Jan 2015 06:44 WIB

Jakarta tidak Aman Gara-Gara Urbanisasi

Pemudik menunggu kereta di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/7).
Foto: Yasin Habibi/Republika
Pemudik menunggu kereta di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Survei Economist Intelligence Unit (EIU) yang menyebutkan Jakarta sebagai kota paling tidak aman sedunia berkaitan pula dengan tingkat urbanisasi.

"Semua orang ke kota dan ketika ekpektasi mereka tidak sesuai maka mereka pun mencari caranya sendiri sehingga muncullah kriminalitas. Sehingga permasalahannya bukan pada kriminalitasnya tetapi efek dari urbanisasinya," kata pengamat sosial budaya dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati, Kamis (29/1).

Ia menilai, ketika Jakarta menjadi kota tujuan mencari nafkah maka konsekuensinya adalah arus urbanisasi meningkat.

Bersamaan dengan itu, tingkat kriminalitas juga meningkat karena masyarakat yang tidak memiliki keahlian, namun terlanjur berada di Jakarta mencari alternatif guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Sudah banyak yang mengeluh tidak nyaman dan aman dengan Jakarta, tapi faktanya kita 'terperangkap' bersama-sama. Karena kita tahu persis wilayah di luar Jakarta sulit untuk mencari uang. Dan yang bisa dilakukan masyarakat mencoba memaklumi dan akhirnya menjadi terbiasa," papar dosen Vokasi UI itu.

Jakarta dengan segala permasalahannya berdampak pada psikologi  warganya yang menjadi lebih egois. Mereka, imbuh Devie, berupaya mendahulukan haknya dibandingkan kewajiban mereka.

"Kondisi inilah yang membuat masyarakat menjadi lebih emosional. Mereka tahu itu tidak nyaman, tapi semua itu dicoba untuk dimaklumi," katanya.

Padahal, Devie mencermati bahwa kota yang nyaman bukan hanya dilihat dari materi semata. Namun, mereka tidak memiliki kualitas yang baik dengan keluarga.

"Faktor nonmateri juga menjadi pertimbangan mengapa sebuah kota disebut nyaman," ujarnya.

Selama ini, warga Jakarta dilihat Devie sebagian besar berupaya mengejar materi, namun kurang memiliki waktu cukup dengan keluarga. Hal itu dipicu dari kurangnya infrastruktur yang baik seperti moda transportasi massa yang layak.

Posisi Jakarta sebagai kota yang tidak aman berdasarkan survei EIU mengenai kualitas keamanan 50 kota (the Safe City Index). Skor Jakarta adalah 53,71 poin sebagai kota yang tidak aman sedunia. Hal itu berbanding terbalik dengan ibukota Jepang, Tokyo yang memiliki skor 85,63 sebagai kota teraman di dunia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement