Kamis 29 Jan 2015 15:26 WIB

100 Hari Pemerintahan Jokowi, Tingkat Kepuasan Publik Merosot

Red: Bilal Ramadhan
Presiden Jokowi di Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PLB) Entikong di Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu (21/1).
Foto: Antara
Presiden Jokowi di Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PLB) Entikong di Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Lembaga riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis bahwa tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan 100 hari Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) turun drastis sampai lebih dari 25 persen dibandingkan data survei yang dilakukan LSI Denny JA pada Agustus 2014.

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan 100 hari Jokowi merosot hingga kurang dari 45 persen. Hanya 42,29 persen publik yang menyatakan puas dengan pemerintahan Jokowi.

“Sedangkan mayoritas publik yaitu sebesar 53,71 persen menyatakan tidak puas dengan kinerja Jokowi,” ujarnya saat memaparkan hasil survei 100 hari pemerintahan Jokowi: tiga rapor merah,dua rapor biru di kantornya, di Jakarta, Kamis (29/1).

Kepuasan publik terhadap Jokowi saat ini, kata dia, menurun drastis jika dibandingkan dengan harapan dan dukungannya setelah terpilih sebagai presiden. Pada Agustus 2014, tingkat kepuasan publik 71,73 persen dan kini tingkat kepuasannya sangat menurun yaitu lebih dari 25 persen yaitu 42,29 persen. Adjie menyebut, merosotnya tingkat kepuasan publik ini karena tiga kebijakan dan satu kesan.

Pertama, Jokowi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) ketika minyak dunia turun. Walaupun harga BBM sudah diturunkan, kata dia, harga bahan pokok atau transportasi banyak yang tidak kunjung turun. Kebijakan kedua, terlalu berlarutnya persoalan Komjen Budi Gunawan yang telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang justru menjadi calon kapolri.

Kebijakan ketiga adalah kurang maksimalnya Jokowi mencegah pelemahan atau kriminalisasi pimpinan KPK. Terakhir, Jokowi mendapat kesan belum menjadi panglima tertinggi pemerintahan. “Ini adalah peringatan keras bahwa ekspektasi yang begitu tinggi terhadap kepemimpinan Jokowi-JK ternyata saat ini hanya 42,29 persen,” ujarnya.

Padahal, kata dia, saat Jokowi dipilih sebagai presiden mendapat dukungan 53,15 persen suara. Bahkan, sebelum dilantik sebagai orang nomor satu Indonesia, harapan rakyat terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta itu mencapai 71,73 persen pada Agustus 2014.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement