REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Spanyol menyalahkan Israel atas tewasnya tentara yang bertugas di Lebanon dalam misi perdamaian PBB. Spanyol meminta PBB untuk mengusut tuntas kekerasan terhadap tentaranya tersebut.
"Sudah jelas bahwa ini dikarenakan eskalasi kekerasan dan itu datang dari pihak Israel," kata Duta Besar PBB Spanyol Roman Oyarzun, seperti dilansir Kantor Berita Australia, AAP, Kamis (29/1).
Oyarzun mengatakan dia telah meminta PBB untuk melakukan penyelidikan penuh selama pertemuan darurat dewan untuk membahas cara-cara meredakan ketegangan antara Israel dan Lebanon.
Kekerasan menimbulkan kekhawatiran lain setelah kedua negara itu pernah bertempur pada 2006 di wilayah yang sudah didera oleh pertempuran Suriah dan Irak.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan kepada kedua belah pihak untuk tenang dan menahan diri. Ki-moon juga mendesak kepada semua pihak agar bertindak secara bertanggung jawab untuk mencegah eskalasi apapun dalam lingkungan daerah yang sudah tegang.
Ketegangan mulai muncul setelah serangan udara Israel menewaskan enam pejuang Hizbullah dan seorang jenderal Iran pada (18/1) silam. Duta Besar Prancis Francois Delattre mengatakan digelarnya pertemuan darurat ialah agar ketegangan Israel-Lebanon tak semakin meluas.
Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB mengatakan dalam sebuah surat bahwa Israel siap mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mempertahankan diri dan menuntut agar dewan mengutuk Hizbullah.