Kamis 29 Jan 2015 17:20 WIB

Satu Korban Penyanderaan Sydney Tewas karena Peluru Nyasar

 Sejumlah polisi bersenjata lengkap mengamankan seorang wanita yang berhasil melarikan diri dari penyanderaan di sebuah kafe di Sydney, Senin (15/12). (AP/Rob Griffith)
Sejumlah polisi bersenjata lengkap mengamankan seorang wanita yang berhasil melarikan diri dari penyanderaan di sebuah kafe di Sydney, Senin (15/12). (AP/Rob Griffith)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Satu dari dua sandera yang tewas dalam aksi penyanderaan di sebuah kafe di Sydney Desember 2014 lalu ternyata tewas akibat pecahan peluru seorang petugas polisi yang memantul. Demikian laporan penyelidikan kasus itu, Kamis (29/1).

Seorang Barrister (pembuat kopi) Katrina Dawson (38) bersama dengan manajer cafe Tori Johnson (34) tewas dalam aksi penyanderaan yang dilakukan oleh pria bersenjata kelahiran Iran Man Haron Monis (50) ketika polisi menyerbu kafe Lindt di distrik keuangan Sydney 16 Desember lalu.

"Katrina Dawson terkena enam pecahan peluru polisi atau peluru yang memantul dari permukaan keras ke tubuhnya," ujar pemeriksa koroner dalam kasus tersebut, Jeremy Gormly.

"Saya tidak akan merinci secara detail penyebab kematian Katrina Dawson kecuali salah satu serpihan peluru mengenai pembuluh darah utamanya. Dia kehilangan kesadaran dengan cepat dan meninggal tak lama setelah itu," tambah Gormly.

Pengadilan koroner Negara Bagian New South Wales akan menjelaskan apa yang terjadi dalam penyanderaan yang melibatkan 17 sandera tersebut, menyelidiki respon polisi dan latar belakang serta motivasi dari Monis. 

Sebuah penyelidikan terpisah oleh pemerintah federal dan negara bagian New South Wales dijadwalkan untuk melaporkan temuannya beberapa hari ke depan. Pemeriksaan koroner akan meninjau temuan laporan itu.

Aksi penyanderaan itu mengejutkan warga Australia dan banyak yang menyampaikan karangan bunga di dekat lokasi kejadian sebagai tanda simpati, sehari setelah tragedi yang memakan korban jiwa itu terjadi. 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement