REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ketegangan yang sempat meningkat di perbatasan Israel-Lebanon berangsur tenang pada Kamis (29/1).
Namun, Israel tetap mewaspadai sejumlah ancaman yang dapat ditimbulkan Hizbullah sewaktu-waktu.Kantor Berita Libanon melaporkan pesawat tempur Israel terbang rendah di atas desa-desa perbatasan pada Kamis (29/1) ini.
Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon, mengatakan militer Israel tetap siaga dan ia juga memperingatkan para tentaranya agar berhati-hati terhadap serangan yang akan datang.
Kondisi ini jauh berbeda dengan sehari sebelumnya dimana pasukan Hizbullah melancarkan serangan rudal pada konvoi militer Israel di daerah perbatasan yang disengketakan, dan menewaskan dua tentara dan serta melukai tujuh tentara Israel. Serangan itu merupakan sebagai balasan atas serangan udara mematikan Israel pada pejuang Hizbullah pada awal bulan ini.
Meredanya serangan kedua belah pihak diyakini menyusul tewasnya seorang penjaga perdamaian PBB yang berasal dari Spanyol. Tentara itu harus mengakhiri hidupnya setelah terkena tembakan setelah aksi baku tembak Israel dan Hizbullah. Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, menyalahkan Israel atas tewasnya tentaranya tersebut.