REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Hujan yang hampir setiap hari mengguyur, membuat sejumlah jalan protokol di Kota Makassar terendam air. Guna mengantisipasinya, BPBD Makassar menyiapkan posko tanggap darurat di daerah yang rawan bencana banjir.
Kepala BPBD Makassar Ismoundar menuturkan terdapat enam kecamatan yang kerap terendam air. Yakni Kecamatan Rappocini, Manggala, Panakukkang, Tallo, Tamalanrea, dan Tamalate. Khusus untuk daerah Manggala menjadi kecamatan yang paing sering kebanjiran karena daerah tersebut berada di daerah cekungan.
"Kita siapkan posko berisi 20 orang untuk bersiaga 24 jam. Karena kondisi saat ini memang cukup rawan," ujar Ismoundar, Kamis (29/1).
Namun Ismoundar menyebutkan, hingga kini belum terjadi bencana banjir yang mengkhawatirkan. Meski curah hujan cukup tinggi, tapi persiapan BPBD dan pemerintah kota untuk membersihakn drainase sehingga air bisa mengalir lancar ke laut sejauh ini berjalan baik.
Sementara untuk kawasan pulau yang sering terjadi abrasi, Ismoundar telah memperingatkan agar mereka berhati-hati dengan potnsi abrasi terutama kawasan rumah yang berada di bibir pantai. Sayang BPBD Makassar belum bisa optimal untuk membantu kawasan pulau karena posko mereka belum banyak disiapkan di kawasan pulau.
Di tempat lain, Kepala BPBD Sulawesi Selatan Syamsibar mengatakan pihaknya juga telah melakukan konsolidasi dengan setiap BPBD di Kab/Kota serta Pemerintah Provinsi sejak Desember 2014. Hal ini dilakukan agar provinsi Sulsel tidak menjadi kawasan yang rawan bencana dengan dan membahayakan masyarakatnya.
Menurut Syamsibar, kawasan yang saat ini rawan terdapat di daerah pantai barat Sulsel yang mencakup Jeneponto, Takalar, Gowa hingga Makassar. Maka BPBD telah menyiapkan peralatan lebih banyak di kawasan ini karena ditakutkan terjadi bencana.
"Pokoknya kita akan sosialisasi dari awal kepada masyarakat agar mereka lebih berhati-hati dengan kondisi ekstrim saat ini," ungkap Syamsibar.
Dia menyebutkan, hingga kini belum ditemukan bencana yang mengakibatkan korban jiwa. Sempat terjadi longsong di Tana Toraja dan menghancurkan satu rumah. Beruntung tidak ada korban dalam bencana tersebut.