Kamis 29 Jan 2015 23:30 WIB

Jadi Kota tak Aman, DKI Harus Tingkatkan Pelayanan

Rep: c97/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah pengunjung berjalan di rumput dengan mengabaikan papan aturan yang terpasang di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Kamis, (4/12).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah pengunjung berjalan di rumput dengan mengabaikan papan aturan yang terpasang di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Kamis, (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPRD Jakarta meminta Pemprov DKI meningkatkan kinerja pelayanan publik ke masyarakat. Permintaan itu menyusul masuknya Jakarta dalam 50 besar kota paling tidak aman di dunia versi The Economist Intellegence Unit (EIU).

"Pemerintah harus tunjukkan bahwa hasil survei tersebut bisa dipatahkan. Ya kalau ini betul, jadikan pemiculah," kata Anggota DPRD DKI Fraksi Gerindra Muhammad Taufik pada ROL, Kamis (29/1).

Ia mengatakan pelayanan publik DKI selama ini masih belum optimal. Salah satunya masalah transportasi, pemukiman, dan kesehatan.

Taufik menyampaikan bahwa hal terpenting dalam menilai baik atau tidaknya suatu kota, adalah melalui kemampuan kota tersebut memenuhi kebutuhan publiknya. Dengan kondisi seperti sekarang, pemerintah Jakarta harus mampu meningkatkan kinerja sebaik mungkin.

Namun sejauh ini, Jakarta masih dirasa cukup aman untuk beraktivitas dan berinvestasi. Misalnya, masyarakat masih bisa berjalan-jalan di malam hari. "Jadi pengumuman survei itu pun seharusnya dilakukan dengan hati-hati. Jangan sampai merugikan Jakarta sendiri," tutur Taufik.

Ia juga meminta EIU transparan dalam menjelaskan metode survei, dan indikator yang digunakan. Taufik berpandangan, sebaiknya pembuat survey berkomunikasi dulu dengan Pemprov DKI sebelum mempublikasi temuannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement