Jumat 30 Jan 2015 09:41 WIB

Irak Versus UEA, Laga Pelipur Lara

Rep: c89/ Red: Didi Purwadi
logo piala asia
Foto: www.visitcanberra.com.au
logo piala asia

REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Para penikmat sepakbola Asia pastinya sudah tidak sabar menunggu laga final turnamen ini di gelar. Dua tim terbaik yaitu Korea Selatan akan berhadapan dengan tuan rumah Australia di partai puncak. Namun sebelum beranjak ke laga penuh prestise itu, masih ada satu pertandingan lagi yang terjadwal di kompetisi Piala Asia 2015.

Yakni partai perebutan tempat ketiga antara tim nasional Irak versus Uni Emirat Arab yang berlangsung di Newcastle Stadium, Kota Newcastle, Australia, Jumat (30/1).

Bagi sebagian kalangan, laga seperti ini hanyalah formalitas pelengkap jadwal. Namun di balik kegagalan dua tim ini ke final, ada misi penting yang telah terkonsep sejak dini.

Setidaknya mencapai level empat besar Asia bisa membuka jalan menuju kemajuan sepakbola negara-negara Timur Tengah ini.

"Mencapai semifinal dengan 20 pemain muda sangat menguntungkan kami. Sepuluh tahun ke depan saya pikir mimpi kami masuk Piala Dunia akan menjadi kenyataan," ujar kapten Irak, Younus Mahmood, dilansir dari situs resmi AFC.

Para pendukung Irak boleh berbangga. Perjanan tim yang dijuluki Singa Mesopotamia ini ke level empat besar sangat dramatis. Lolos sebagai runner-up Grup D dibawah Jepang, mereka mampu menyngkirkan salah satu favorit juara, Iran, lewat drama adu penalti. Sebelum mengalami kekalahan 0-2 dari korsel.

Sementara bagi pelatih Uni Emirat Arab, Mahdi Ali Hassan,  mencapai level semifnal berarti sudah memenuhi target awal sebelum kompetisi ini digelar. Ia bahkan mengakui banyak pelajaran berharga yang diperoleh timnya. Yaitu bagaimana menjaga konsistensi fokus, serta belajar selalu berada di bawah tekanan.

Dalam pertandingan yang memiliki waktu istirahat antara dua atau tiga hari sekali."Ini adalah pelajaran besar. Kami belajar konsentrasi selam 90 menit. Berrmain di bawah tekanan setiap tiga hari, adalah pengalaman hebat bagi para pemain," ujar pelatih berusia 49 tahun ini.

Serupa dengan Irak, UEA pun lolos sebagai runner-up Grup C di bawah Iran. Bahkan di perempat final, The falcons, julukan UEA, mampu menyingkirkan juara bertahan Jepang dengan skor tipis 1-0. Sebelum ditekuk tuan rumah Australia dua gol tanpa baas.

Melihat perjalanan kedua tim menuju perebutan tempat ketiga ini, sepertinya mereka cukup puas akan pencapaian yang diperoleh. Tetapi bukan berarti dua keseblasan yang bertanding nanti, akan melepas begitu saja laga ini. Setidaknya hasrat untuk masuk dalam tiga besar menjadi pelecut semangat.

Berkaca dari lima laga terakhir kedua tim, lagi-lagi data identik yang berbicara. Dimana sama-sama meraih dua kemenangan, sisanya berakhir imbang. Namun patut diingat dua kemenangan UEA tercipta di dua laga terakhir. Artinya, dalam perkembangan sepakbola terkini, Majed Naser cs sedikit diatas Iraq.Terbukti dari peringakat FIFA, UEA berada di urutan 80 dunia, atau yang kelima untuk kawasan Asia. Sementara Iraq berada di peringkat 114 dunia, atau yang ke 13 di Asia.

Terlepas dari catatan statistik diatas, kedua tim diprediksi tampil lepas, karena ini pertandingan terakhir kompetisi Piala Asia kali ini. Meski cuma bertajuk perebutan tempat ketiga, sebagai pemain profesional, masing-masing keseblasan akan bahu membahu mencuri kemenangan, setidaknya menjadi pelipur lara setelah mimpi ke final urung tercapai.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement