REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kebingungan seputar pengunduran diri David Ginola dari pencalonan presiden FIFA terjadi pada Kamis (29/1) ketika situs kampanyenya mengatakan semua sumbangan keuangan akan dikembalikan. Namun, mantan pemain internasional Prancis itu membantah bahwa dirinya telah menarik diri.
Kelihatannya upaya Ginola untuk melengserkan presiden FIFA, Sepp Blatter, telah berakhir ketika ia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan semua donasi terhadap kampanyenya akan dikembalikan.
"Terima kasih banyak untuk dukungan terhadap Team Ginola. Halaman pendanaan sekarang telah ditutup. Semua sumbangan akan dikembalikan kepada mereka yang telah berjanji," kata mantan pemain internasional Prancis itu melalui www.teamginola.com.
"Perjuangan belum berakhir. Sepak bola masih memerlukan perubahan. Saya meminta Anda untuk terus menyuarakan keinginan Anda untuk perubahan di sepak bola dalam cara apapun yang Anda mampu."
"Biarkan hal itu diketahui bahwa tidak peduli sekecil apa Anda pikir suara Anda yang mungkin hanya sendirian, jika kita menyuarakannya bersama-sama kita akan didengar. Selagi FIFA mungkin tidak membuka demokrasi untuk publik sepak bola, opini-opni kita akan akan diperhatikan, hanya jika kita bertahan."
Bagaimanapun, Ginola belakangan mengatakan melalui Twitter bahwa dirinya masih berupaya mengikuti pencalonan presiden FIFA.
"Tidak menyerah, masih berada dalam persaingan untuk memulai ulang sepak bola! Tidak akan menyerah... Hasil-hasil nominasi akhir tidak akan diketahui sebelum 8 Februari," ucapnya.
Ginola meluncurkan kampanye menjadi calon presiden FIFA dua pekan silam, menempatkan diri sebagai "juara bagi para penggemar" di bawah slogan "Memulai ulang Sepak Bola."
Bagaimanapun, aksi itu hanya terlihat sedikit lebih baik dari tindakan mengejutkan publik, di mana suatu perusahaan penerbit buku mengatakan pihaknya telah membayar 250.000 pound kepada mantan pemain sayap Prancis itu untuk bertahan.
Mantan gelandang Portugal, Luis Figo, pada Rabu menjadi sosok terkini yang berupaya menantang Blatter, bersama dengan Pangeran Ali bin Al Husein dari Jordania, mantan ofisial FIFA Jerome Champagne dari Prancis, dan ketua asosiasi sepak bola Belanda (KNVB) Michael van Praag. Blatter (78) berupaya untuk menduduki jabatan tersebut untuk kelima kalinya.