REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi bergerak melemah sebesar 24 poin menjadi Rp12.504. Dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.480 per dolar AS.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan laju mata uang rupiah kembali bergerak negatif terhadap dolar AS seiring pelemahan mata uang di kawasan Asia. Ia mencontohkan turunnya mata uang rupiah juga dibarengi dengan penurunan mata uang won Korea pasca memangkas suku bunga acuannya.
Kemudian turunnya yen Jepang seiring dengan pelemahan pada investasi saham dan obligasi serta penjualan ritelnya. "Sentimen dari Korea dan Jepang itu dimanfaatkan pelaku pasar untuk masuk ke dolar AS, sehingga berdampak negatif pada rupiah," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pengaruh hasil pertemuan the Fed yang akan tetap bersabar untuk menaikan suku bunganya sempat mendorong rupiah. Namun saat ini sentimen the Fed itu cenderung mulai memudar.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa konflik KPK dan Polri yang masih belum mereda mengkhawatirkan sebagin pelaku pasar uang. Kendati demikian, menurut dia, fokus investor perlahan akan beralih pada data angka inflasi dan neraca perdagangan yang diekspektasikan mengalami perbaikan sehingga akan menopang rupiah ke depannya.