REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus asal PDIP Effendi Simbolon menilai Jokowi bagai kacang lupa kulitnya. Ia mengatakan, sejak Presiden yang diusung PDIP tersebut dilantik.
Jokowi tidak pernah lagi datang ke kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP. Bahkan kebijakan-kebijakan partai tidak satupun didengar mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Effendi juga menilai Jokowi tidak berani membawa warna partai dalam kabinetnya. Padahal kebijakan partai pemenang boleh diusung untuk langkah pemerintahan kedepan. Menurutnya, Jokowi sangat berbeda dengan presiden sebelumnya.
Saat pemerintahan SBY jilid satu, SBY berani mengibarkan bendera demokrat di kabinet. Apalagi dimasa pemerintahannya 2009 sampai 2014.
"Masa SBY Jilid II bisa 20 persen benderanya berkibar di kabinet, dan Jokowi tidak berani melakukan itu," ujar Effendi Simbolon, Jumat (30/1).
Effendi menyebutkan Jokowi terlalu banyak mendengar pendapat-pendapat sekelompok orang. Sehingga mengabaikan pendapat partai sendiri.
Katanya, Jokowi sebagai pendatang baru dalam peta politik nasional harus banyak belajar dari pendahulunya. Mulai dari pemerintahan Soekarno sampai pemerintahan SBY.
Menurutnya, dalam setiap permasalahan Jokowi selalu meminta pendapat dari beberapa orang. Padahal orang tersebut bisa saja menjadi musuhnya suatu hari nanti.
Ia meminta Jokowi belajar lagi tentang manajemen konflik. Sebab konflik seperti KPK dengan Polri dan konflik berbau politik lainnya hanya bisa dipahami oleh yang berpengalaman di peta politik nasional.
"Semuanya hanya permainan politik, tidak satupun lawan politik yang senang kamu menjabat," tutup Effendi.