Jumat 30 Jan 2015 16:58 WIB

Selama Januari, 22 Orang Terjangkit DBD di Bandung

Rep: c80/ Red: Damanhuri Zuhri
Nyamuk demam berdarah.
Foto: AP
Nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mengawali tahun 2015, sedikitnya 22 warga Kabupaten Bandung terjangkit DBD selama bulan Januari.

Oleh karena itu, masyarakat diminta waspada dalam menjalankan aktifitas sehari -hari. Sebab, memasuki musim penghujan penyebaran nyamuk pembawa DBD semakin meluas.

''Sebagian di antara mereka sudah ada yang sembuh. Tapi, sebagian lagi masih dirawat di beberapa rumah sakit. Penyakit DBD bisa menyerang kapan saja,'' kata Riantini, Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Jumat (30/1).

Riantini mengatakan, meskipun sudah ada puluhan warga yang terjangkit, kondisi tersebut masih dianggap normal.

Pasalnya, beberapa dari warga yang terjangkit kondisinya mulai membaik. ''Di daerah-daerah lain, memang awal tahun ini penyakit DBD sudah merebak. Namun, di Kabupaten Bandung masih wajar," jelasnya.

Ia mengungkapkan, jumlah kasus DBD di wilyahnya cenderung menurun selama beberapa tahun terakhir. ''Tahun lalu, ada 955 kasus dengan tiga di antaranya meninggal dunia, tahun sebelumnya di atas seribu kasus,'' ungkapnya.

Berdasarkan data dari dinas kesehatan kabupaten Bandung, angka case fatality rate selama tiga tahun terakhir menunjukkan penurunan.

Pada 2012, CFR DBD yaitu 0,98 persen, lalu menurun menjadi 0,37 persen pada 2013 dan 0,31 persen pada 2014. CFR adalah perbandingan antara korban meninggal dengan total kasus DBD.

Meski demikian, ia tetap menghimbau agar warga waspada terhadap penyakit yang disebabkan vektor nyamuk aedes aegypti tersebut. Sebab, penyakit tersebut tidak hanya terjadi pada musim hujan, juga dapat beraksi saat kemarau. Di samping itu, penyakit tersebut juga menyerang berbagai usia.

"Untuk mengatasi penyebaran DBD di berbagai daerah, Dinkes melakukan berbagai upaya, di antaranya dengan melakukan pengasapan dan pemberian bubuk abate. Selain itu, kami juga terus melakukan berbagai penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya DBD," ujarnya.

Rianti menuturkan, untuk mencegah penyakit tersebut, masyarakat diajak untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungannya. Selain itu juga disarankan untuk tidak banyak memiliki tempat penampungan air.

"Jentik nyamuk aedes aegypti penyebab DBD ini tumbuh di dalam air yang jernih. Jadi tempat penampungan air seperti bak mandi, dispenser, gentong, dan lainnya harus sering dibersihkan," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement