Jumat 30 Jan 2015 19:20 WIB

Enam Pahlawan Lingkungan Raih KEHATI Award VIII

Rep: rusdy nurdiansyah/ Red: Damanhuri Zuhri
Emil Salim
Foto: thejakartaglobe.com
Emil Salim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Enam pahlawan lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia meraih KEHATI Award VIII. Penghargaan diberikan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jakarta, Rabu (28/1).

"Pada mereka hormat dari saya," kata Emil Salim, tokoh lingkungan Indonesia yang juga menjadi pembina Yayasan KEHATI.

Menurutnya apa yang dilakukan para peraih KEHATI Award patut dihargai setinggi-tingginya, karena meskipun yang mereka lakukan belum tentu besar, tetapi jalan mereka sudah benar. "Mereka melestarikan keanekaragaman hayati," terangnya.

Para pemenang tersebut adalah, Aziil Anwar dari Majene, Sulawesi Barat pada kategori Prakarsa Lestari Kehati karena upayanya menumbuhkan mangrove di karang-karang mati, kemudian Ir. Januminro dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada kategori Pendorong Lestari Kehati karena usahanya mengelola hutan gambut hak milik.

Dari kategori Peduli Lestari Kehati, pemenangnya adalah CV Arum Ayu dari Tangerang Selatan, Banten karena upayanya mengolah sumber pangan lokal dan mengajarkannya pada banyak orang.

Pada kategori Cipta Lestari Kehati, pemenangnya adalah Prof. Achmad Subagio dari Jember, Jawa Timur, seorang peneliti yang mendorong pangan lokal di lahan-lahan marjinal.

Kemudian Agustinus Sasundu dari Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, pemenang di kategori Citra Lestari Kehati karena upayanya mempopulerkan musik bambu.

Dari kalangan generasi muda, terdapat KeSEMaT (Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur) dari Universitas Diponegoro, Semarang yang menjadi pemenang kategori Tunas Lestari Kehati karena upayanya menjadikan mangrove sebagai gaya hidup.

Para pemenang ini dipilih dengan penjurian yang ketat dari 88 aplikasi yang terdaftar. Juri yang berjumlah lima orang, yaitu Prof Eko Baroto, Ir Yusni Emilia Harahap, Agus HS Reksoprodjo, Dr Asclepias RS Indriyanto, dan Gesit Ariyanto berusaha keras memilih para pemenang dari kriteria-kriteria ketat yang telah ditentukan sebelumnya.

"Kriteria itu diantaranya adalah dampak positif pada masyarakat, keberlanjutan kegiatan, dan besarnya upaya yang dilakukan di luar tugas dan kewajiban yang diembannya," kata Ketua Dewan Juri, Eko Baroto.

Ketua Pembina Yayasan KEHATI, Ismid Hadad, mengatakan para pemenang merupakan champion karena berani melawan arus untuk mau menyelamtkan lingkungan. "Tanpa instruksi atau uluran tangan pemerintah," ujarnya.

Pemberian KEHATI Award ini adalah cara Yayasan KEHATI untuk mengembangkan upaya-upaya pelestarian lingkungan untuk tumbuh lebih besar.

"Sejak pelaksanaan KEHATI Award di tahun 2000, saya selalu gembira bertemu dengan wajah-wajah baru yang bisa menjadi harapan pelestarian keanekaragaman hayati," tambahnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement