Sabtu 31 Jan 2015 10:15 WIB

ANA dan JAL Diprediksi Raup Laba Lebih Besar

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Hazliansyah
japan airlines
japan airlines

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Dua maskapai besar Jepang, All Nippon Airways (ANA) dan Japan Airlines (JAL), diprediksi meraih pendapatan yang bagus sepanjang tahun fiskal 2014.

ANA membukukan pendapatan antara April-Desember 2014 meningkat 57,2 persen menjadi 52,36 miliar yen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Penjualan tiket juga meningkat 9,1 persen menjadi 1,3 triliun yen. ANA sendiri belum mengubah target laba 35 miliar yen di akhir tahun fiskal 2014 yang akan berakhir pada Maret 2015 ini.

"Dibukanya penerbangan dari Bandara Haneda turut menggembungkan pendapatan ANA. Rute baru ke London, Paris, Munich, Hanoi, Jakarta, Manila dan Vancouver juga akan segera dibuka," demikian disampaikan ANA seperti dikutip AFP, Sabtu (31/1).

Pendapatan dari penumpang internasional meningkat 19,1 persen dan dari penumpang domestik hanya meningkat satu persen. Mereka tengah menyiapkan 2,2 miliar dolar AS untuk menambah delapan pesawat Boeing dan tujuh pesawat Airbus.

Sementara JAL juga diprediksi meraup keuntungan lebih besar tahun ini sebagai imbas turunnya harga minyak dunia dan meningkatnya bisnis kargo mereka.

JAL sendiri mengaku laba yang diperoleh antara April-Desember 2014 turun 3,1 persen menjadi 119,6 miliar yen meski pendapatan meningkat 3,3 persen dari tahun lalu menjadi 1,02 triliun yen.

JAL juga merevisi target pendapatan pada Maret lalu menjadi 139 miliar yen dari 135 miliar yen setelah harga minyak terus merosot dan prospek bisnis kargo yang cukup baik.

"Merosotnya harga minyak dunia berdampak signifikan bagi maskapai. Sementara melemahnya yen di sisi lain ikut mengundang banyak wisatawan asing untuk datang," kata periset Rakuten Securities, Masayuki Kubota.

Kubota memperingatkan ketatnya persaingan di antara maskapai penerbangan berbiaya hemat (LCC). Kondisi geopolitik global dan isu terorisme juga membawa risiko tersendiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement