REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- PT Liga Indonesia (PT LI) operarator kompetisi Indonesia Super League (ISL), Sabtu (31/1) melaksanakan rapat umum pemegan saham (RUPS) tahunan di Palembang. Usai RUPS yang diikuti para pemilik klub tersebut CEO PT Liga Indonesia Djoko Driyono menjelaskan keputusan yang diambil dalam RUPS tersebut.
Salah satunya adalah memberi ultimatum bagi klub ISL yang masih memiliki tunggakan utang gaji pemain. “RUPS sudah memutuskan, bahwa 13 Februari adalah batas terakhir bagi tiga klub, yaitu Persija Jakarta, PSM Makassar dan Persebaya Surabaya untuk melunasi tunggakan gaji pemainnya,” kata Djoko Driyono, Sabtu (31/1).
Tiga klub peserta kompetisi ISL akan mendapat sanksi jika sampai batas waktu yang sudah ditentukan tersebut utang tersebut belum dilunasi. “PT Liga Indonesia akan mengeluarkan sanksi bagi ketiga klub tersebut. Sanksi bagi klub yang belum melunasi kewajibannya, klub tersebut hanya boleh diperkuat 18 pemain lokal saat mengikuti kompetisi ISL musim depan,” ujar Joko.
Keputusan lain dari RUPS tersebut adalah mengenai wasit yang akan memimpin kompetisi ISL. Menurut CEO PT LI, untuk wasit yang akan bertugas di ISL musim depan, seluruh pembiayaan terkait wasit di lapangan tersebut saat bertugas di daerah akan menjadi tanggungan PT Liga Indonesia.
“Jadi akomodasi, transportasi dan biaya yang timbul lainnya akan ditanggung oleh PT Liga Indonesia bukan panitia pelaksana dari klub seperti selama ini. Ini juga untuk memproteksi mereka, lebih mendisplinkan serta mengurangi interaksi dengan klub,” kata Djoko.
Terkait subsidi bagi klub pesertaISL, menurut Djoko, klub ISL senior masih akan menerima kucuran dana sebesar Rp2,5 miliar. “Sedangkan untuk peserta ISL U21 juga akan menerima subsidi selama tiga tahap, babak penyisihan menerima Rp100 juta, jika lolos ke babak selanjutnya ditambah Rp 100 juta dan jika terus melaju akan kembali menerima kucuran yang sama,” katanya.
Selain itu PT Liga Indonesia, selama periode berjalan tahun 2014 operator kompetisi ISL tersebut menurut Djoko Driyono mampu meraih keuntungan sebesar Rp27 miliar. “Tapi harus diingat bahwa tahun 2013 ada kerugian PT Liga Indonesia yang sudah diprediksikan sebesar Rp23 miliar karena saat itu penerimaan drop serta subsidi klub juga belum diturunkan dan masih Rp3 miliar. Tahun 2015 kita memprediksi akan meraih keuntungan sebesar Rp7 miliar,” ujarnya.
Mengenai proyeksi keuntungan PT LI yang menurun, Djoko menjelaskan, sejak awal PT Liga dibentuk bukan untuk profit dan klub anggotalah yang harus kaya. Mengenai sponsor ISL 2015, menurut Djoko Driyono, akan dibahas pada rapat komersial pada 14 Februari mendatang.
“Untuk pemegang hak siar adalah ranah BV Sports selaku pemegang commercial right. Mereka yang akan memutuskan televisi mana yang akan menyiarkan ISL musim depan,” kata CEO PT LI.