Ahad 01 Feb 2015 15:01 WIB

Kabar Apel Impor Berbakteri, Bupati Bandung: Buah Lokal Harus Bangkit

Rep: C80/ Red: Bayu Hermawan
Bupati Bandung Dadang Nasser
Foto: wikipedia
Bupati Bandung Dadang Nasser

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bupati Bandung, Dadang M Naser mengatakan adanya kabar yang mengatakan apel impor diduga mengandung bakteri berbahaya, diharapkan bisa menjadi moment kebangkitan buah lokal terutama dari kabupaten Bandung.

Dadang menegaskan, buah-buahan yang berasal dari kabupaten Bandung tidak kalah kualitasnya dengan buah impor. Mengingat, wilayah Bandung memiliki tanah yang cukup subur. Ia mengatakan dengan kondisi seperti ini, para petani diharapkan mengambil hikmahnya. Salah satunya dengan meningkatnya penjualan buah lokal.

"Ambil hikmahnya juga, karena dengan adanya keengganan masyarakat membeli buah apel import, mudah-mudahan buah-buahan lokal jadi naik," katanya.

Ia melanjutkan dengan kualitas buah-buah lokal yang tidak kalah oleh buah impor seperti buah naga, jeruk, jambu kristal. Bukan tidak mungkin buah lokal dapat bersaing dengan produk–produk luar negeri, Apalagi dengan kandungan vitaminnya.

Untuk itu, kata dia, agar buah-buahan lokal dapat bangkit, perlu adanya perubahan pola hidup dimasyarakat. Artinya, masyarakat harus mengkonsumsi buah lokal, agar bisa meningkatkan daya saing.

"Jangan gengsi makan buah lokal, ini pola masyarakat yang perlu di rubah," ujarnya.

Meskipun demikian, lanjut Dadang, pihaknya telah melakukan sweeping terkait beredarnya buah apel Amerika yang mengandung bakteri. Surat edaran untuk mewaspadai bakteri dalam buah impor tersebut, juga sudah dikeluarkan oleh Pemkab Bandung.

"Diskoperindag sudah melakukan sweeping buah-buahan import berbakteri, terutama apel asal Amerika," katanya.

Dadang mengungkapkan, untuk himbauan terkait apel berbakteri ke pasar modern tidak ada masalah. Namun, untuk mengendalikan penjualan buah impor di pedagang kaki lima, cukup sulit dilakukan.

"Kalau di Minimrket bisa dikendalikan hingga mereka tidak jualan apel tersebut. Tapi pedagang pinggir jalan tidak bisa dihilangkan begitu saja, apalagi disita," jelasnya.

Karena, tutur Dadang, apabila buah –buah pedagangan kaki lima disita, mereka akan menderita kerugian. Pasalnya, dengan gencarnya pemberitaan dari media terkait apel impor tersebut saja, pelanggan mereka sudah berkurang.

"Gencarnya pemberitaan tentang apel Amerika yang berbakteri, pedagang juga sudah mengalami penurunan penjualan cukup drastis. Kasihan juga kalau langsung dilarang, jadi kita himbau saja," jelasnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْانْهٰرُۚ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدٰىنَا لِهٰذَاۗ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَآ اَنْ هَدٰىنَا اللّٰهُ ۚ لَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّۗ وَنُوْدُوْٓا اَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ اُوْرِثْتُمُوْهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami. Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran.” Diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan.”

(QS. Al-A'raf ayat 43)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement