REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Balai Arkeologi Ambon akan meneliti proses penyebaran Islam di Gorom, Kabupaten Seram Bagian Timur, terkait posisinya sebagai jalur lintasan perdagangan rempah-rempah dari wilayah Maluku ke Kepulauan Raja Ampat, Papua, pada Mei 2015.
"Kami ingin melihat seperti apa posisi Gorom dalam penyebaran agama Islam karena dia merupakan wilayah lintasan perdagangan, misalnya dari wilayah Maluku ke Kepulauan Raja Ampat, kemudian antara Gorom dengan Banda, juga dengan bagian tenggara Maluku," kata Arkeolog Wuri Handoko di Ambon, Sabtu kemarin.
Dia mengatakan, dalam beberapa literatur menyebutkan bahwa Gorom merupakan wilayah ekspansi kekuasaan Kerajaan Tidore, sehingga diduga penyebaran agama Islam berasal dari sana, tetapi tidak menutup kemungkinan Islam dibawa oleh para pedagang Arab karena adanya jalur niaga.
Oleh karena itu, kata Wuri, dalam proses penelitian di Gorom, timnya akan lebih banyak mengolaborasi data-data sejarah dan etnografi yang berhubungan dengan sejarah dan adat-istiadat Islam yang berkembang di sana.
"Kami belum mengetahui secara detail aspek arkeologi Islam di sana seperti apa, begitu juga dengan konsep ajaran Islam yang berkembang dan keterkaitannya dengan budaya, itu juga akan kami teliti," katanya.
Dia mengatakan, Balai Arkeologi Ambon pernah melakukan penelitian di Gorom pada 2006, dan menemukan adanya bekas fondasi dan struktur Istana Kerajaan Amar Sekaru yang merupakan salah satu dari kerajaan tua yang memiliki hubungan dengan kerajaan Tidore.
Amar Sekaru merupakan salah satu dari tiga negeri adat yang ada di Pulau Gorom, dua kerajaan lainnya adalah Ondor dan Kataloka. "Dari keseluruhan negeri di Gorom hanya ada tiga yang merupakan negeri adat, karenanya kami akan mencoba untuk merekonstruksi bentuk Istana Amar Sekaru seperti apa, dari situ mungkin kami bisa memperoleh tambahan temuan lainnya," katanya.