REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa kebijakan Presiden Jokowi yang kontroversial mendapat kritikan. Ketua DPP Partai Demokrat, Khatibul Umam Wiranu menyentil soal slogan Revolusi Mental yang dikumandangkan Jokwoi saat kampanye Pilpres 2014.
"Jargon Revolusi Mental Jokowi yang tak dibarengi dengan nalar dan akal budi (hikmat kebijaksanaan) maka hanya menyisakan revolusi dalam arti kekacauan," katanya melalui akun Twitter. @Umam_Wiranu. "Memimpin negara butuh ilmu pengetahuan dan akal budi, sebab negara itu organisasi masyarakat rasional, tak memerlukan revolusi mental nirmakna."
Khatibul Umam menyatakan, Revolusi Mental yang digaungkan Jokowi tidak sejalan dengan kebijakannya yang berpiah kepada elite parpol. "Jargon revolusi mental menjadi paradoks dengan tampilan Jokowi sebagai pekerja dari pemilik modal dan pekerja partai yang menghantarkannya jadi Presiden," ujarnya.
Dia pun mengingatkan, Jokowi seringkali mengeluarkan kebijakan yang bertolakbelakang dengan janji kampanyenya. "Pemimpin negara itu harus tahu batas-batas kepantasan, batas etis, selain batas konstitusi. Ini tak terlihat pada Jokowi dlm 100 hari Presiden."
Khatibul Umam melanjutkan, "Naikkan bbm saat harga minyak turun, angkat Kapolri sorang TSK, tunjuk Wantimpres bermasalah, itu contoh ketidaktahuan JKW akan batas-batas di atas."