REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama mencurigai adanya mafia pengadaan bis di balik Permenhub nomor 5 tahun 2015. Peraturan tersebut mengatur bahwa berat bis minimal harus 24 ton, dan maksimal 31 ton.
Sedangkan lima buah mercedes tingkat yang dihibahkan oleh Tahir Foundation lebih ringan 18 ton dari ketentuan Permen tersebut. Dan meminta bus ini disesuaikan berat casingnya.
Menurutnya dengan peraturan itu, seharusnya bis Trans Jakarta dari Perusahaan Cina, Weichai pun harus disesuaikan. "Saya curiga ini ada permainan mafia supaya kita import," tutur pria bernama kecil Ahok itu, Senin (2/1).
Ia berpandangan bahwa bis yang lebih berat justru cukup merugikan, sebab dapat merusak jalan. Seharusnya bis yang lebih ringan dapat diterima, karena lebih bagus. Alasan penyesuaian berat bis tingkat, Ahok nilai tidak masuk diakal. Bis dikhawatirkan oleng karena terlalu ringan. "Kalau diisi orang kan jadu berat. Itu aja yang saya protes," ungkap Gubernur DKI di Balai Kota.
Ia menyampaikan jika harus seperti itu, banyak sekali angkutan yang harus diubah. Karena molen dan truk di Jakarta tidak sesuai dengan peraturan tersebut. Mau tidak mau, Pemprov harus meminta mercedes mengubah casisnya agar memenuhi peraturan menhub. "Ya kita jadi terlambat lagi kan," ungkap Ahok mengomentari pengadaan bis tingkat gratis yang harus tertunda.