REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Perdana Menteri Libya Abdullah al Thinni mengunjungi Benghazi untuk memeberikan dukungan bagi pasukannya yang berperang melawan ISIS.
Pasukan Thinni dan Pasukan Jenderal Khalifa Haftar telah melancarkan serangan terhadap ISIS di Benghazi Oktober 2014 lalu. Daerah penghasil minyak terbesar di Libya ini masih mengalami kekacauan sejak Muammar Gaddafi jatuh.
Saat ini pasukan Thinni telah kembali menguasai beberapa wilayah daerah di kota pelabuhan Mediterania. Mereka telah menguasai 90 persen wilayah meski pertempuran sering terjadi di pelabuhan.
Thini bersama menterinya datang ke bandara Benghazi yang telah ditutup untuk penerbangan komersil sejak Mei 2014 karena pertempuran. "Saya datang kesini untuk memberitahu dunia bahwa kota Benghazi belum dikuasai lawan," ujar dia seperti dilansir dari Reuters, Senin (2/2).
Pihak lawan telah mengklaim wilayah ini telah dikuasai. Meski memang benar beberapa daerah tak lagi dibawah kendali mereka.
Saat ini militer Libya sedang mengupayakan merebut kembali wilayah yang dikuasai Alqaidah. Tujuannya datang adalah untuk mendengar langsung kebutuhan tentara.
Beberapa waktu lalu video yang menunjukkan kelompok Ansharal Sharia mengemudi mobil di Benghazi. Mereka menawarkan untuk mendirikan pos polisi syariah.