REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepolisian dinilai harus berani mengusut tuntas masalah pembegalan sepeda motor yang belakangan ini marak terjadi di sejumlah tempat. Sebab aksi-aksi pembegalan berpotensi untuk terjadi lagi jika tidak dilakukan tindakan tegas.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Ahmad Mustofa mengatakan untuk mengatasi kasus begal, lebih baik polisi melakukan penelusuran mendalam hingga ke akarnya.
Meski cara polisi menghabisi dan menangkap penjahat sudah baik dilakukan, namun sebaiknya ada tindakan lebih lanjut dalam mengusut asal muasal pelaku.
"Kepolisian tidak hanya membasmi hama, tapi juga membasmi akar masalahnya," jelasnya saat dihubungi ROL, Senin (2/2).
Menurutnya ada kemungkinan jika pelaku pembegalan itu memiliki komplotan khusus. Kepolisian harus menyelidiki juga potensi adanya tempat belajar atau tempat perekrutan pelaku begal.
"Tidak mungkin anak putus sekolah, anak-anak remaja tanggung, langsung bisa melakukan pembegalan, pasti ada yang melatih," katanya.
Pelaku kejahatan begal, kata dia, yang mayoritas masih duduk dibangku sekolah menengah atas (SMA), menjadi catatan tersendiri bagi kepolisian. Masalahnya, sejumlah tindakan harus dilakukan agar generasi muda tidak terjerumus menjadi pelaku kejahatan.
"Selain itu, unsur sekolah, rumah, dan orang tua juga berpengaruh karena secara usia, para pelaku seharusnya masih berada dalam pengawasan," ujarnya.