Senin 02 Feb 2015 17:04 WIB
Praperadilan Budi Gunawan

Kuasa Hukum BG akan Hadirkan 20 Penyidik KPK Sebagai Saksi

Rep: C05/ Red: Bayu Hermawan
Budi Gunawan (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Budi Gunawan (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kuasa Hukum Komjen Budi Gunawan mengatakan akan menghadirkan 20 orang saksi yang berasal dari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam sidang praperadilan Senin (9/2) pekan depan.

Salah seorang kuasa hukum Budi Gunawan, Fedrik Yunandi mengatakan hal tersebut bertujuan untuk membuka penyimpangan dalam proses penetapan tersangka bagi BG. Ia menjelaskan penyidik KPK yang akan dihadirkan terdiri dari penyidik aktif maupun yang sudah tidak aktif.

"Mereka mau bersaksi karena panggilan hati nuraninya, para penyidik ini merasa jijik dengan permainan penetapan tersangka di KPK," katanya, Senin (2/2).

Ia melanjutkan selama ini penetapan tersangka oleh KPK dipenuhi oleh unsur politis. Istilahnya, kata dia, pemberantasan korupsi dipolitisasi oleh KPK.

"Penetapan tersangka oleh KPK menjadi alat untuk membunuh karakter seseorang," ujarnya.

Fedrik menyatakan optimis dengan hadirnya para saksi akan membuka penyimpangan yang terjadi di KPK. Dia berharap nantinya juga hakim akan mempertimbangkan kesaksian dari para penyidik KPK.

"Semoga ujungnya pak BG bisa dibebaskan dari status tersangka nya," katanya.

Kasus pra peradilan Budi Gunawan berawal dari penetapan tersangka yang dilakukan oleh KPK kepada dirinya. Budi Gunawan dijadikan tersangka oleh KPK atas tuduhan memiliki rekening gendut. Proses penetapan tersangka ini bersamaan dengan waktu dimana Budi Gunawan 

Ditetapkan jadi calon Kapolri oleh presiden. Atas hal inilah, pihak Budi Gunawan merasa penetapan tersangka pada dirinya dipenuhi unsur politis. Maka dari itu pihak Budi Gunawan akhirnya mengajukan gugatan pra peradilan agar mencabut status tersangka pada dirinya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement